Suara.com - Karyawan yang bekerja di kios ataupun lapak pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta Pusat mengaku bingung jika kawasan pasar itu masih ditutup. Pasalnya, para karyawan mengaku kesulitan cari penghasilan jika pasar masih ditutup.
Hal itu seperti dikeluhkan oleh Fajri, salah satu karyawan yang berkerja di lapak kios Blok F, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Fajri mengaku terpaksa harus ikut kembali berjualan di tengah pandemi virus Corona lantaran butuh penghasilan untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
Menurutnya, ketika awal Pasar Tanah Abang diimbau untuk ditutup ia menjadi pengangguran. Barulah beberapa hari ini ia kembali diajak temannya untuk berkerja dan berjualan.
"Kemarin ada teman saya yang suruh, 'sudah daripada di rumah nganggur lebih baik jualan yuk'. Saya kan karyawan juga jadi ikut aja," kata Fajri saat berbincang dengan Suara.com di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2020).
Fajri mengatakan, selama dirinya kembali ikut berjualan dan membuka lapak kembali, ia kembali juga mendapat penghasilan. Meski diakuinya tak seramai ketika membuka lapak sebelum ada Corona.
"Ya kalau ikut buka mah ada aja bang, Alhamdulillah. Pokoknya kalau kami jualan Alhamdulillah saja," ungkapnya.
Lebih lanjut, ketika disinggung jika para PKL nekat tetap berdagang akan dikenai sanksi, Fajri mengatakan, dirinya hanya bisa berserah diri.
"Terserah teman saya (pemilik usaha). Kalau dia tetap pilih buka ya ikut aja kita kan dari pada di rumah mau ngapain kita," tutupnya.
Baca Juga: Ditanya Bakal Lapor Balik Menko Luhut, Said Didu: Waduh, Belum Sampai Situ
Untuk diketahui, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta melakukan penutupan paksa sejumlah pedagang kaki lima (PKL) dan kios di Tanah Abang, Jakarta Pusat yang masih bandel menggelar lapak di tengah status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Berdasarkan pantauan Suara.com di lokasi pada Jumat (15/5/2020), para petugas Satpol PP melakukan penutupan paksa pada pukul 10.30 WIB. Mereka menutup paksa para PKL dan Kios yang menjajakan dagangannya mulai dari Blok G hingga Blok F.
Namun meski dilakukan penutupan dan pembubaran secara paksa, Satpol PP belum memberikan sanksi denda maupun sanksi sosial sesuai Peraturan Gubernur. Para PKL dan kios hanya dicatat identitasnya.
Berita Terkait
-
Ditutup Paksa Satpol PP, PKL Tanah Abang: Kalau Masih pada Buka, Kita Ikut
-
Masih Nekat Buka saat PSBB, Satpol PP Bubarkan Paksa PKL di Tanah Abang
-
Ditutup Paksa Satpol PP, PKL dan Kios di Tanah Abang Belum Dikenai Sanksi
-
Bubarkan PKL dan Kios di Tanah Abang, Satpol PP: Masih Buka Terancam Sanksi
-
PKL di Pasar Tanah Abang Masih Bandel, Pak Camat Curhat Kebingungan
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
Terkini
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?