Suara.com - Pesanan peti mati mengalami peningkatan seiiring melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia, khususnya Jakarta. Namun, pengrajin peti mati malah kelimpungan saat banjir orderan peti mati sejak kasus Covid-19 meroket, belakangan ini.
Merujuk pada laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Kamis (24/6/2021) kemarin, kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah mencapai 20.574 kasus. Sehingga total kasus positif pada hari kemarin mencapai 2.054.995 orang.
Tak hanya itu, kasus kematian akibat Covid-19 pada kemarin hari dilaporkan bertambah 355 orang. Sehingga, totalnya menjadi 55.949 jiwa meninggal dunia.
CV Sahabat Duka yang berbasis di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa, Jakarta Timur bak kejatuhan durian runtuh. Pesanan peti mati setiap harinya terus bertambah.
Meski demikian, tetap ada kendala dalam pengerjaaannya. Salah satunya adalah bahan operasional pembuatan peti yang harus dipenuhi setiap harinya.
"Ya paling kendalanya ya bahan, kami kadang nunggu. Nunggu entar baru dateng," kata salah satu pekerja bernama Suherman (43) saat dijumpai Suara.com di lokasi, Jumat (25/6/2021)
Dijelaskan Suherman, stok kayu maupun triplek sebagai bahan utama pembuatan peti mati masih mencukupi. Hanya saja, para pengrajin harus menunggu pesanan barang datang.
"Kalau masalah bahan susah sih tidak. Hanya, agak telat saja dia (pemasok bahan) ngirimnya. Umpama kan kayak peti yang kayu kan agak telat. Biasanya peti langsung datang, kadang telat dua hari atau sehari," jelas dia.
Untuk membuat satu peti mati, lanjut Suherman, biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit. Dengan jumlah personel yang ada, para punggawa Sahabat Duka bisa mwrampungkan satu peti mati dalam waktu yang cukup ringkas.
Baca Juga: Dokter Tirta Beberkan 3 Alasan Orang Belum Terpapar Corona
"Sebenarnya sih tidak lama sih ya paling tida 15 menit juga jadi," papar dia.
Sehari Bisa 20 Peti, Seminggu 250 Peti
Suherman menyatakan, dia bersama pekerja lainnya bisa menggarap 15 sampai 20 peti mati dalam sehari. Di tengah melonjaknya kasus Covid-19, jumlah peti yang dibuat bahkan lebih dari 20 peti.
"Kalau sekarang sih tidak seperti biasanya, semenjak covid ini bertambah sih. Tadinya sehari cuma lima peti, sekarang 15 sampai 20, kadang lebih," ungkap Suherman.
Suherman mengakui, pesanan peti mati kebanyakan berasal dari sejumlah rumah sakit di kawasan Jabodetabek. Kata Suherman, dalam sehari, rumah sakit kerap memesan10 hingga 25 peti.
"Umapamnya 25, rumah sakit minta 25 peti ya langsung kami kirim. Umpamanya minta 10 kami bisa kirim juga. Jadi kami tergantung pesanan saja sih," sambungnya.
Berita Terkait
-
Pasien Terpapar Corona Melonjak, IDAI: Kasus Anak Positif Covid-19 di Kota Solo Tinggi
-
Dokter Tirta Beberkan 3 Alasan Orang Belum Terpapar Corona
-
Pengusaha Gigit Jari, Geliat Bisnis APD di PIK Penggilingan Lesu saat Covid Makin Meroket
-
Duh! 323 Anak di Kota Tegal Terpapar Covid-19, Mayoritas Usia Sekolah
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan
-
Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya