Suara.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim berbincang kasual dengan para pengajar Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) secara virtual, Rabu (30/6/2021). Hal ini dilakukannya untuk mengapresiasi para pengajar BIPA, khususnya yang berkiprah di luar negeri atas dedikasi dan kinerja mereka mengembangkan bahasa Indonesia.
Diskusi santai yang diberi tajuk “Mas Menteri Ngobrol dengan Pengajar BIPA” tersebut dihadiri sekitar 500 orang peserta yang meliputi pengajar dan pegiat BIPA, pemelajar BIPA, pejabat perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, serta masyarakat umum yang mendaftar secara daring.
“Saya mengapreasiasi atas dedikasi para pengajar BIPA, terus berkarya dalam memperkenalkan bahasa Indonesia ke kancah dunia,” tutur Nadiem pada acara dialog tersebut yang juga dihadiri oleh pejabat Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di luar negeri dan para peserta program BIPA.
Nadiem mengungkapkan dirinya bangga dan haru akan kiprah para pengajar BIPA.
Atas nama masyarakat Indonesia, saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi Bapak dan Ibu sekalian,” tutur Nadiem menyapa para pengajar BIPA yang hadir secara virtual.
Menurut Nadiem, peran pengajar BIPA lebih dari sekadar mengajarkan bahasa Indonesia.
“Lebih dari itu, pengajar BIPA adalah duta bangsa kita. Cara terbaik meresapi budaya kita, membuka pintu agar masyarakat dunia mencintai Indonesia adalah lewat Bahasa Indonesia,” ucapnya.
Dirinya pun menilai, kriteria terpenting pengajar BIPA adalah orang yang mencintai budaya Indonesia.
“Duta budaya dan bahasa Indonesia ini harus orang yang jatuh cinta pada budaya Indonesia. Kalau tidak, minat dan keingintahuan tentang Indonesia tidak akan menular. Maka pengajar BIPA harus sayang dengan budaya Indonesia, punya persahabatan di Indonesia, dan merasa Indonesia adalah rumah mereka,” jelas Nadiem.
Baca Juga: Kesiapan Sekolah dan Kondisi Daerah Jadi Faktor Utama Terlaksananya PTM Terbatas
Nadiem juga menilai, budaya, sejarah, dan kebinekaan Indonesia merupakan kekayaan luar biasa yang tidak dimiliki oleh negara lain.
“Perlu semangat atau rasa keseruan yang bisa tertular kepada para pemelajar. Inilah dasar pendidikan bahasa Indonesia yang bisa membuka gerbang pada kebinekaan dan budaya Indonesia. Hal ini membuka gerbang budaya Indonesia dan langkah terbaik menjalin hubungan-hubungan budaya dan ekonomi di kancah dunia,” katanya.
“Para pengajar BIPA ini berjasa membuat jembatan budaya, bahasa, bisnis, kesenian antarnegara. Biasanya orang-orang yang mengikuti kelas BIPA ini adalah orang-orang dari negara lain yang ingin melakukan sesuatu yang luar biasa, seperti riset, kesenian, penulisan, dan lain-lain. Inilah kehebatan guru-guru BIPA kita, dan tugas yang luar biasa,” kata Nadiem.
Senada dengan itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Azis menilai, pengajar BIPA adalah duta bahasa negara. Keberadaan, peran, dan pengaruh mereka, apa pun kewarganegaraannya patut untuk diapresiasi dan terus dimotivasi. Dijelaskannya, pelaksanaan dialog ini bertujuan memperluas dan memperkuat jejaring kemitraan program BIPA melalui kontribusi pengajar BIPA, baik di dalam maupun luar negeri.
“Keberadaan pengajar BIPA, baik yang secara formal terafiliasi pada lembaga penyelenggara program BIPA maupun secara mandiri melaksanakan aktivitas pengajaran BIPA, merupakan akses dan aset diplomasi bahasa yang berharga dalam menyebarluaskan nilai-nilai keindonesiaan, serta mengenalkan jati diri bangsa Indonesia kepada masyarakat internasional,” kata Aminuddin.
Acara diskusi virtual berdurasi sekitar 90 menit itu juga diisi oleh sejumlah penampilan, seperti pembacaan puisi oleh Elisebeth Doty dari Amerika Serikat dan mendongeng singkat oleh Mariam Ashraf dari Mesir yang merupakan pemelajar BIPA di negaranya masing-masing.
Berita Terkait
-
Angka Kekerasan Ibu Terhadap Anak Naik Selama Pandemi, KPAI Dukung PTM Digelar
-
Soal Wacana Sekolah Tatap Muka Dibuka, Fadli Zon Minta Ditunda 6 Bulan Lagi
-
Mendikbud Ristek Minta PTM Digelar Juli, Disdik DKI Tunggu Arahan Anies
-
Anggaran Kemendikbudristek 2022 Kena Sunat, Nadiem Makarim Siap Berhemat
-
Dorong Pembukaan Sekolah, Nadiem Buat Panduan PTM Terbatas untuk PAUD-SMA
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal