Suara.com - Indonesia tidak masuk ke dalam daftar 49 negara yang diperkenankan masuk ke Arab Saudi.
Terkait itu, Pemerintah telah meminta konfirmasi kabar tersebut ke pemerintah Arab Saudi. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah saat dikonfirmasi Suara.com, Jumat (6/8/2021).
Teuku mengatakan pemerintah melalui perwakilannya di Arab Saudi tengah mencari konfirmasi terkait kabar tersebut.
"Perwakilan RI di Saudi telah memintakan konfirmasi atas infromasi yang beredar tersebut," kata Teuku.
Hingga saat ini pihaknya pun masih menanti jawaban resmi dari Pemerintah Arab Saudi.
Kecuali Indonesia
Pemerintah Arab Saudi kembali membuka pintunya untuk turis mancanegara yang sudah divaksinasi mulai 1 Agustus 2021. Diantara negara yang diperkenankan masuk, tidak ada nama Indonesia yang tercantum dalam daftarnya.
Hal tersebut ditemukan pada situs visitsaudi.com seperti dikutip Suara.com, Jumat (6/8/2021).
Situs yang menyediakan pelayanan pengajuan permohonan eVisa tersebut menerangkan adanya 49 negara yang diperkenankan untuk masuk ke Arab Saudi.
Baca Juga: Arab Saudi Buka Pintu Untuk Turis dari 49 Negara, Tidak Ada Indonesia
Negara yang dimaksud terbagi oleh 4 benua. Dalam daftar negara-negara di Asia, tidak ada nama Indonesia yang tercantum.
Berikut daftarnya:
Amerika Utara: Amerika Serikat dan Kanada
Eropa: Andorra, Austria, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Belanda, Hungaria, Islandia, Irlandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania.
Luxembourg, Malta, Monako, Montenegro, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, San Marino, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, Ukraina dan Inggris.
Asia: Brunei Darussalam, China termasuk Hong Kong dan Makau, Jepang, Singapura dan Korea Selatan.
Oseania: Australia dan Selandia Baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO