Suara.com - Politisi dan pakar kesehatan SPD Karl Lauterbach mengatakan, melegalkan ganja akan melindungi pengguna dari bahan ilegal yang sering mengandung campuran berbahaya. Tapi serikat polisi dan guru menentang gagasan itu.
Pakar kesehatan Partai Sosial Demokrat SPD, Karl Lauterbach, mendesak tiga partai yang saat ini membahas kemungkinan pembentukan koalisi pemerintahan untuk melegalkan ganja.
Lauterbach berharap ketiga partai, yakni SPD, Partai Hijau dan Liberal Demokrat FDP akan melegalkan ganja jika nantinya berkuasa, demikian ia sampaikan kepada harian Jerman Rheinische Post, Rabu (13/10).
"Saya dulu menentang legalisasi ganja selama bertahun-tahun. Tapi sekarang, sebagai dokter, saya sampai pada kesimpulan yang berbeda," kata Lauterbach.
Menurutnya, perubahan pandangannya itu antara lain didorong oleh fakta bahwa polisi sekarang sering melaporkan penemuan zat lain yang dicampur ke dalam ganja ilegal.
"Itulah mengapa saya mendukung perumusan undang-undang baru tentang distribusi ganja yang legal dan terkendali kepada orang dewasa," tambahnya.
Semua partai "lampu merah" mendukung legalisasi Cannabis Banyak pengamat menilai, kemungkinan besar pemerintahan baru Jerman akan terdiri dari SPD (bersimbol warna merah), Partai Hijau, dan FPD (bersimbol warna kuning), yang dijuluki "Koalisi Lampu Merah".
Ketiga partai hingga saat ini mendukung gagasan legalisasi ganja. Partai Hijau misalnya, pada tahun 2015 dan 2020 sudah mengusulkan legalisasi ganja sebagai cara untuk meredam perdagangan ganja ilegal.
Dalam wawancara dengan DW bulan Juni lalu, pakar kebijakan obat FDP Wieland Schinnenburg mengatakan bahwa sekitar empat juta pengguna reguler ganja di Jerman terpaksa membeli produk Cannabis dengan kualitas yang tidak jelas di pasar gelap.
Baca Juga: Mantan Polisi Tanam Ratusan Batang Pohon Ganja di Rumahnya, Hasil Panen Dijual
Selanjutnya dia mengatakan: "Jika negara yang menjualnya secara resmi, itu akan mengumpulkan banyak uang pajak, yang kemudian dapat diinvestasikan dalam pencegahan dan terapi."
Ketiga partai, SPD, Partai Hijau dan FDP memang menyimpulkan bahwa pelarangan konsumsi ganja saat ini tidak berjalan dan hanya meningkatkan kriminalitas dan kegiatan kejahatan terorganisasi. Mereka menyerukan pendekatan baru, yaitu legalisasi, dekriminalisasi, dan regulasi.
Tidak semua pihak setuju gagasan melegalkan ganja Namun Ketua Serikat Polisi Jerman GdP, Oliver Malchow, mengatakan bahwa konsumsi ganja, khususnya di kalangan muda, dapat menyebabkan masalah kesehatan dan sosial yang serius.
Dia menolak legalisasi "obat-obatan lunak", selain alkohol. Ketua Persatuan Guru Jerman Heinz-Peter Meidinger mengatakan kepada jaringan surat kabar Redaktionsnetzwerk Deutschland, RND: "Contoh dari Belanda menunjukkan bahwa melegalkan obat-obatan lunak juga bisa mengarah pada peningkatan drastis dalam penggunaan obat-obatan keras."
Direktur Asosiasi Medis Dunia WMA, Ulrich Montgomery, juga memperingatkan bahaya legalisasi ganja. "Dari sudut pandang medis, legalisasi ganja harus ditolak," katanya kepada jaringan media Funke Mediengruppe.
Menurut Ulrich Montgomery, debat legalisasi ganja yang mencuat saat ini hanya bermotif politik. Sejauh ini, ganja adalah obat ilegal yang paling banyak dikonsumsi di Jerman, dengan hampir seperempat dari semua orang dewasa mengatakan bahwa mereka pernah mengonsumsinya. (hp/gtp)
Berita Terkait
-
Ammar Zoni Jalani Sidang Lanjutan, Saksi Beberkan Temuan Narkotika di Sel Tahanan
-
Bekasi Timur Geger, Pria 61 Tahun di Bekasi Diciduk Usai Samarkan 14,6 Kg Ganja dalam Dua Kardus!
-
Purbaya Ogah Terima Pajak dari Pedagang Thrifting, Anggap Ilegal Layaknya Ganja
-
Dikirim ke Bali, ASN Terlibat Modus Baru Peredaran Ganja Lewat Kerangka Vespa
-
Ganja 35 Paket dalam Rangka Vespa, ASN Tangerang Terlibat Jaringan Narkoba Lintas Provinsi
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
LPSK Ajukan Restitusi Rp1,6 Miliar untuk Keluarga Prada Lucky yang Tewas Dianiaya Senior
-
Viral Video Main Golf di Tengah Bencana Sumatra, Kepala BGN Dadan Hindayana Buka Suara
-
Megawati: Kalau Diam Saya Manis, Tapi Kalau Urusan Partai Saya Laki-laki!
-
Amankan Nataru, Satpol PP DKI Sebar 4.296 Personel
-
Kemenkes Waspadai Leptospirosis Pascabanjir, Gejalanya Mirip Demam Biasa tapi Bisa Mematikan
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Dulu Besi Tangganya Dicuri, Kini Kabel CCTV JPO Daan Mogot Ditemukan Putus
-
Kemendagri Monitor Pengiriman Bantuan 101.000 Lembar Pakaian untuk Korban Bencana di Aceh
-
Banjir Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular, Kemenkes Dorong Imunisasi Darurat
-
OTT 9 Orang Termasuk Jaksa di Banten, KPK Juga Amankan Uang Rp 900 Juta