Ini adalah unsur pembawa pesan, di mana dengan itu sel melaporkan keberadaan virus kepada sistem kekebalan tubuh. "Namun, dipastikan ini bukan satu-satunya mekanisme yang disabot," kata pakar virologi Dölken.
Riset yang mereka lakukan ibaratnya baru menggaruk bagian permukaannya. Mikro-RNA virus memungkinkan virus herpes mengelak dari sergapan sistem kekebalan tubuh. Atau lebih tepat lagi sel B dan Sel T yang mengeliminasi sel manusia yang terinfeksi.
"Sel-sel ini mengenali protein asing bagi tubuh manusia, misalnya dari sebuah virus." "Virus herpes dengan bantuan RNA mampu memprogram ulang sel inang dan menyalahgunakannya untuk keuntungan virus.
Dengan begitu sel B dan sel T yang merupakan sistem kekebalan tubuh yang memiliki memori pada protein asing, tidak mampu lagi mengenali bahwa selnya sudah terinfeksi," papar ahli virologi dari Universitas Würzburg itu.
Dari COVID-19 ke herpes ke Long-COVID? Temuan sebuah Mikro-RNA virus yang memegang peranan kunci, semacam "regulator utama” seperti yang disebut oleh Dölken itu, menyebabkan tim periset tidak mungkin melakukan uji coba pada kultur sel untuk mencegah reaktivasi virus herpes.
Namun, pengetahuan yang dihimpun dari berbagai penelitian lanjutan, boleh jadi di masa depan akan berfungsi sebaliknya, yakni membantu reaktivasi sel virus laten dalam tubuh, yang dapat dikenali oleh sistem kekebalan tubuh dan segera dieliminasi.
Dölken mengatakan; sebelum melakukan transplantasi organ tubuh, sangat bagus jika dapat menon-aktifkan sel yang terinfeksi virus herpes.
Penelitian pakar virologi dari Würzburg itu juga dapat memberikan kontribusi untuk solusi masalah lainnya, yakni Long-COVID. Karena virus herpes sangat sering melakukan reaktivasi diri dan ikut menyerang sistem imunitas yang sedang lemah, para ilmuwan punya kecurigaan virusnya ikut terlibat dalam beragam gejala penyakit pada Long-COVID.
"Salah satu dugaan paling kuat akibat infeksi corona, reaktiviasi virus herpes terpicu, dan menyebabkan kerusakan sekunder,” pungkas Dölken. Hingga kini para peneliti masih lebih banyak mengajukan pertanyaan ketimbang mendapat jawaban.
Namun, paling tidak sudah ada beberapa terduga utama dan salah satunya virus herpes HHV6. (as/vlz)
Berita Terkait
-
Indra Sjafri Dicopot PSSI usai Gagal Penuhi Target di SEA Games 2025
-
Rupiah Berbalik Menguat, Dolar Amerika Serikat Loyo Sentuh Level Rp16.667
-
5 Hal tentang Iko Uwais: Dari Merantau ke Hollywood, Kembali untuk Bangkitkan Sinema Aksi Indonesia
-
Kalahkan Filipina 3-0, Rivan Nurmulki Jaga Asa Medali Emas Voli SEA Games
-
5 Rekomendasi Smartwatch Murah dengan Fitur Kesehatan Lengkap, Harga di Bawah Rp1 Juta
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
BNI Raih Dua Penghargaan Internasional atas Pengembangan SDM melalui BNI Corporate University
-
Soal Polemik Perpol Nomor 10 dan Putusan MK 114, Yusril: Saya Belum Bisa Berpendapat
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, DPR Beri Catatan: Harus Dipastikan Agar Tak Jadi Malapetaka
-
Agustus 2026, Prabowo Targetkan 2.500 SPPG Beroperasi di Papua
-
Nasib 6 Polisi Pengeroyok Matel Kalibata di Ujung Tanduk, Sidang Etik Digelar Hari Ini
-
Sejumlah Tiang Listrik di Tebet Miring, Warga Khawatir Roboh Diterpa Angin Kencang
-
Sultan Dorong Ekstensifikasi Sawit di Papua dengan Tetap Jaga Keseimbangan Ekologis
-
Jakarta Tumbuh, Warga Terpinggirkan: Potret Ketimpangan di Pulau Pari, Marunda, dan Bantargebang
-
Fakta Baru Kasus Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Temukan 19 Luka Benda Tajam
-
Serikat Pekerja: Rumus UMP 2026 Tidak Menjamin Kebutuhan Hidup Layak