Suara.com - Korea Utara melaporkan lebih dari 200.000 kasus baru COVID-19 pada hari Kamis (19/05), sehingga total kemungkinan infeksi menjadi 1,98 juta. Pyongyang juga belum menanggapi tawaran bantuan dari WHO dan negara lain.
Korea Utara meningkatkan produksi pasokan medis di tengah wabah virus corona yang tengah menghantam negara ini, kantor berita negara Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan pada hari Kamis (19/05).
Outlet berita Korea Utara itu melaporkan 262.270 kasus tambahan dengan gejala demam dan satu kasus kematian pada hari Rabu (18/05).
Namun, pihaknya tidak melaporkan jumlah kasus yang dinyatakan positif COVID-19. KCNA melaporkan setidaknya 740.160 orang telah dikarantina. Angka ini menandai dugaan infeksi corona yang mendekati dua juta kasus, karena jumlah total kasus saat ini mencapai 1,98 juta.
Setidaknya 63 orang dilaporkan telah meninggalakibat infeksi virus corona ini. Kekhawatiran atas kurangnya tes dan vaksin Korea Utara secara resmi melaporkan wabah COVID-19 pada pekan lalu dan menghubungkan salah satu kematian dengan varian virus Omicron.
Pakar kesehatan mengatakan, Korea Utara tidak memiliki cukup alat tes untuk memastikan jumlah orang yang terinfeksi virus tersebut. Sejauh ini, Pyongyang juga belum menanggapi tawaran bantuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan negara lain.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional Seoul mengatakan pada hari Rabu (18/05), bahwa Korea Selatan dan Amerika Serikat telah menawarkan untuk mengirim bantuan medis, tetapi belum ada tanggapan dari Pyongyang.
Pyongyang menggunakan obat-obatan tradisional KCNA melaporkan pada hari Kamis (19/05), bahwa otoritas kesehatan meningkatkan produksi obat-obatan tradisional yang digunakan untuk mengurangi demam dan rasa sakit karena "efektif dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit berbahaya."
Sejumlah pabrik telah meningkatkan produksi alat suntik, obat-obatan, alat sterilisasi, dan termometer dengan "cara kilat". "Ribuan ton garam segera diangkut ke Pyongyang untuk menghasilkan larutan antiseptik," lapor KCNA, Kamis (19/05).
Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat Tajam, Korea Utara Produksi Obat dan Pasokan Medis Dalam Waktu Singkat
Pemerintah juga telah mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan mengonsumsi obat rumahan yang tidak diverifikasi - seperti berkumur air garam atau minum teh daun willow.
Warga Shanghai diizinkan keluar rumah Kondisi yang berbeda terjadi di Cina, di mana Shanghai yang memiliki penduduk 25 juta, mencatat tidak ada infeksi baru di luar area karantina selama lima hari berturut-turut.
"Saya merasa sangat senang, pencabutan lockdown dimulai," kata Zhong Renqiu di supermarket Carrefour di distrik pusat Changning yang baru saja dibuka kembali. "Kami terutama mengandalkan aturan pemerintah,” kata Zhong, yang membeli telur, goji berry, wijen hitam, dan gandum.
Namun, pemerintah tetap waspada terhadap bahaya penyebaran infeksi baru di tengah pelonggaran aturan yang dilakukan secara bertahap.
Mereka juga berencana untuk meminta sebagian besar penduduk untuk tetap berada di dalam rumah pada bulan ini. Wakil Wali Kota Shanghai Zhang Wei mengatakan, kegiatan ekonomi telah pulih, bisnis dapat kembali beroperasi, dan pihak berwenang akan mengizinkan lebih banyak lagi perusahaan untuk melanjutkan operasi normal mulai awal Juni mendatang.
Kota itu "berusaha untuk memulai kembali aktivitas dan produksi sepenuhnya sesegera mungkin,” katanya. Shanghai melaporkan kurang dari 800 kasus baru.
Berita Terkait
-
Kalahkan Filipina 3-0, Rivan Nurmulki Jaga Asa Medali Emas Voli SEA Games
-
5 Rekomendasi Smartwatch Murah dengan Fitur Kesehatan Lengkap, Harga di Bawah Rp1 Juta
-
MARRIAGETOXIN Siap Jadi Anime, Kisah Assassin dan Penipu Nikah Tayang 2026
-
Niena Kirana Gugat Cerai Dito Ariotedjo, Sidang Perdana Digelar 24 Desember
-
Syelomitha Afrealiza Wongkar Akui Banyak Belajar dari SEA Games 2025
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
BNI Raih Dua Penghargaan Internasional atas Pengembangan SDM melalui BNI Corporate University
-
Soal Polemik Perpol Nomor 10 dan Putusan MK 114, Yusril: Saya Belum Bisa Berpendapat
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, DPR Beri Catatan: Harus Dipastikan Agar Tak Jadi Malapetaka
-
Agustus 2026, Prabowo Targetkan 2.500 SPPG Beroperasi di Papua
-
Nasib 6 Polisi Pengeroyok Matel Kalibata di Ujung Tanduk, Sidang Etik Digelar Hari Ini
-
Sejumlah Tiang Listrik di Tebet Miring, Warga Khawatir Roboh Diterpa Angin Kencang
-
Sultan Dorong Ekstensifikasi Sawit di Papua dengan Tetap Jaga Keseimbangan Ekologis
-
Jakarta Tumbuh, Warga Terpinggirkan: Potret Ketimpangan di Pulau Pari, Marunda, dan Bantargebang
-
Fakta Baru Kasus Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Temukan 19 Luka Benda Tajam
-
Serikat Pekerja: Rumus UMP 2026 Tidak Menjamin Kebutuhan Hidup Layak