Suara.com - Kasus pembunuhan berencana terhadap Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J telah bergulir cukup lama hingga lebih dari dua bulan dan penanganan kasusnya terkesan malah melambat.
Kepolisian terkesan lambat dalam mengungkap kasus tersebut, meski Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memebentuk Tim Khusus dan menetapkan sejumlah tersangka, termasuk mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo.
Lambatnya penanganan kasus pembunuhan tersebut membuat pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak kecewa dengan kinerja kepolisian.
Ia menduga ada sesuatu yang lebih besar di balik kasus tersebut, sehingga penanganan kasusnya terkesan sangat lamban.
Kamaruddin lantas mengungkapkan kekecewaan itu dalam sebuah forum online, dimana setelah itu videonya menyebar di sejumlah media sosial.
Apa saja yang disampaikan Kamaruddin Simanjuntak? Berikut ulasannya.
Kasus berlarut-larut, Kamaruddin Simanjuntak minta maaf
Melihat semakin rumit dan berlarutnya kasus pembunuhan Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menghaturkan permintaan maafnya kepada publik.
Permintaan maaf tersebut dia ungkapkan, meski Kamaruddin mengaku telah berupaya semaksimal mungkin mengawal kasus ini.
Baca Juga: Kamaruddin Ungkap Aliran Dana Rp2,5 M ke Ferdy Sambo Terkait Suap Jabatan
Ia bahkan mengungkapkan jika dirinya telah mengorbankan banyak hal, termasuk materi, waktu tenaga dan pikiran.
Namun, nyatanya kasus ini tetap jalan di tempat dan tidak sesuai dengan harapan publik.
"Tetapi sekarang ini sangat mengecewakan. Saya betul-betul minta maaf, saya sudah berjuang dengan mengorbankan segalanya, baik pikiran materi maupun waktu. Saya membiayai semua ini tetapi bukan bermaksud mengungkit-ungkit itu," ujar Kamaruddin dikutip dari SuaraJawatengah.id, Senin (19/9/2022)
Keluarga Brigadir J hampir menyerah
Berlarut-larutnya pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J ternyata membuat pihak keluarga korban juga lelah. Kamaruddin Simanjuntak menyatakan, pihak keluarga nyaris menyerah dan berhenti berharap terhadap pengusutan kasus pembunuhan Brigadir J.
Kepada Kamaruddin, ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat mengatakan, apapun yang dilakukan saat ini tidak akan bisa mengembalikan anaknya.
"Kemarin saat saya ke Jambi, beliau berpesan, sudah cukup pak, kami sudah capek pak, kami mendengar aja capek demikian juga maayarakat bilang kami hanya mengikuti saja capek apalagi bapak yang melakukan katanya," sambung dia.
Kasus Brigadir J harusnya bisa selesai dengan hitungan jam
Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan, seharusnya kepolisian bisa dengan cepat menuntaskan kasus pembunuhan berencana ini.
Kamaruddin mengatakan, jika dirinya diberikan kewenangan untuk menyidik kasus ini, ia menyatakan bisa dengan cepat menyelesaikannya, bahkan dalam hitungan jam.
"Pada akhirnya seperti yang saya perkirakan, perkara ini akan menjadi falilut sudah terjadi artinya sudah tiga bulan berturut-turut sejak juli, agustus, september perkara tidak terang-terang. Padahal saya katakan dulu, kalau saya yang menjadi penyidik setengah hari saya garansi (kasus) selesai. Tidak sampai seminggu dua minggu sampai ada tahap dua, itu dengan kecerdasan saya," ujarnya.
Selain itu, Kamaruddin juga kecewa dengan kepolisian yang baru menetapkan tujuh tersangka dalam kasus ini. Menurut dia, dengan rentang waktu selama ini, Polri harusnya bisa menetapkan lebih dari 30 orang tersangka.
"Harusnya sudah banyak tersangka minimal 35-30 tersangka sampai hari ini baru 5 ditambah dengan 7. Yang tujuh itu pun juga salah satu dari lima itu yaitu tersangka obstruction of justice," paparnya.
Kamaruddin sentil Presiden Jokowi
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, lambannya pengungkapan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J tak terlepas dari sikap Presiden Joko Widodo.
Menurut dia, sikap presiden dalam kasus ini tidak tegas dan hanya memberikan instruksi pada Kapolri untuk mengungkap kasus ini.
Kamaruddin menilai sikap presiden tersebut tidak cukup mendorong kasus pembunuhan berencana ini segera terungkap.
Bahkan ia menilai, dengan bersikap demikian, sama saja presiden membiarkan kasus yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo ini berlarut-larut.
"Presiden membiarkan Polri terjebak dalam lumpur itu akhirnya sampai dengan hari ini mereka terjebak tidak bisa keluar," ujarnya.
Karena itulah, Kamaruddin berpesan agar publik dapat belajar dari kasus ini dan tidak kembali mengulang kesalahan yang sama, yakni memilih pemimpin yang salah pada pemilihan umum 2024.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Tag
Berita Terkait
-
Ogah Ambil Risiko, Penasihat Kapolri Singgung Memori Banding Ferdy Sambo Diterima hingga Singgung Hak
-
Kamaruddin Ungkap Aliran Dana Rp2,5 M ke Ferdy Sambo Terkait Suap Jabatan
-
Kasus Brigadir J Tersendat, Irma Hutabarat: Presiden Jokowi Jangan Diem Aja Dong
-
Hari Ini KKEP Gelar Sidang Banding, Ferdy Sambo Tak Dihadirkan
-
Video SBY Nyanyi Viral di IG, Warganet Ramai Minta Kembali Jadi Presiden: Lagi Boleh Pak
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu