Suara.com - Biaya pengadaan gelang haji senilai Rp 5,5 miliar telah dihapus oleh Kementerian Agama (Kemenag). Penghapusan anggaran gelang haji itu tercantum dalam paparan yang dibahas Kemenag bersama Komisi VIII DPR RI terkait komponen Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2023.
Sebelumnya, anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid menduga adanya mark up (pembengkakan biaya) gelang haji yang kini dibanderol dengan harga Rp35 ribu padahal bisa diperoleh dengan harga Rp5 ribu saja. Lantas sebenarnya apa fungsi gelang haji yang dipakai jemaah? Simak penjelasan berikut ini.
Mengenal Fungsi Gelang Haji
Gelang haji biasa digunakan oleh para jemaah asal Indonesia ketika melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Disebutkan bahwa gelang haji itu merupakan ciri unik jemaah haji asal Indonesia. Gelang dengan bahan dasar logam itu menyimpan banyak informasi terkait identitas jemaah haji.
Gelang haji dibuat oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM) di Indonesia. Dalam gelang haji itu terdapat lambang bendera merah putih dan tulisan arab yang artinya Jemaah Haji Indonesia.
Selain itu gelang haji juga memuat keterangan sebagai jemaah kloter atau pun nonkloter. Nomor paspor dan nama jemaah yang ditulis langsung di logam dengan cara digrafir atau diukir pun terdapat dalam gelang haji.
Gelang Haji Sudah Ada Sejak Lama
Gelang haji yang dipakai jemaah haji Indonesia sudah ada sejak lama. Hal ini diungkap oleh Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi M Noer Alya Fitra. Ia mengatakan gelang haji berfungsi sebagai identitas para jemaah haji.
"Gelang yang dipakai jamaah itu berisi identitasnya. Karena kita ketahui kebanyakan jemaah kita dari daerah dan pelosok, sehingga untuk memegang dokumen selain yang menempel didirinya itu bisa jadi hilang, lupa, atau terselip," ujar pria yang akrab disapa Nafit ini.
Baca Juga: DPR Optimistis Capai Titik Temu Terkait Biaya Haji
Ada alasan tertentu gelang jemaah haji terbuat dari logam yakni agar tetap awet walaupun terkena air, cahaya dan kepanasan. Dengan demikian gelang haji tetap dapat dipakai sehingga jemaah lebih mudah dikenali.
"Contah jemaah meninggal karena mungkin suatu hal, kita gampang menganalisisnya dengan melihat gelangs. Di gelang itu ada nama, nomor paspor, nomor kloter dan bendera Indonesia," ungkap Nafit.
Dibuat Dengan Sistem Mengunci
Manfaat lain gelang haji adalah mempermudah pemerintah Arab Saudi untuk mengenali jemaah hanya dengan melihat nomor paspor yang ada di gelang. Nomor itu bisa langsung dicek dalam sistem mereka yang akan langsung keluar nama jemaah bersangkutan.
Nafit mengatakan gelang haji dibuat dengan sistem bisa mengunci agar tidak bisa lepas dari tangan jemaah saat terjadi hal-hal darurat. Hal itu belajar dari kejadian di Mina pada 2015 ketika banyak korban yang gelangnya terlepas dan sulit diidentifikasi.
"Setelah tahun 2016 dibuat gelang yang lebih baik, ada kuncinya. Diberi pengait untuk lebih menjamin gelang itu tidak lepas ketika ada guncangan dan sebagainya," pungkas Nafit.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Berita Terkait
-
DPR Optimistis Capai Titik Temu Terkait Biaya Haji
-
Berlangsung Alot, Pemerintah dan DPR RI Belum Sepakat Soal Biaya Haji 2023 Hingga Malam Ini : Rapat di Skors ?
-
Alhamdulillah! Sudah Bayar Lunas, 84 Ribu Jemaah Haji Tunda Tak Dikenakan Biaya Tambahan
-
DPR Desak Pemerintah Nego ke Saudi; Turunkan Harga Sewa Hotel, Katering, dan Masyair Jemaah Haji
-
Sudah Paling Mentok, Panja Haji Komisi VIII: BPIH Turun jadi Rp90,2 Juta dan Bipih jadi Rp49 Juta
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO