Suara.com - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie menegaskan tidak memberikan tempat bagi warga di daerahnya yang tidak menghormati sesama umat beragama atau intoleransi.
Hal tersebut disampaikan Benyamin menyikapi kasus kekerasan yang menimpa sejumlah mahasiswa saat melakukan ibadah di Jalan Ampera RT 007/RW 002 Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan pada Minggu (5/5).
"Kejadian seperti kemarin jangan terulang di Tangerang Selatan. Jadi, tidak ada tempat di Tangerang Selatan bagi intoleransi," ujar Benyamin di Tangsel, Kamis (9/5/2024).
Menurut dia, perbedaan-perbedaan kepercayaan telah disatukan dalam nilai kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berdasarkan nilai-nilai Pancasila, mulai dari nilai ketuhanan hingga keadilan sosial.
"Nilainya itu mempersatukan kita," ucapnya.
"Sejak lahir setiap manusia fitrahnya sudah berbeda. Beda jenis kelamin, agama, ekonomi, berat badan, keturunan, dan lain sebagainya," kata dia.
Oleh karena itu, ujar dia, perbedaan-perbedaan tersebut sudah tidak perlu dijadikan persoalan di tengah-tengah masyarakat atau bersosial.
"Tidak ada yang perlu dipersoalkan terhadap hal-hal itu. Inilah Indonesia," tuturnya.
Ia pun berharap seluruh masyarakat khususnya warga Tangerang Selatan agar saling menjaga kedamaian, semangat toleransi, serta kerukunan antarumat beragama.
Baca Juga: Profil Dan Harta Kekayaan Kepala STIP Marunda Yang Tarunanya Tewas di Toilet
Terkait persoalan yang terjadi di wilayahnya, dia mengatakan ada miskomunikasi antara pihak Rukun Tetangga (RT) dan warga setempat perihal pelaksanaan ibadah, sehingga terjadilah hal yang tidak diinginkan.
"Ada komunikasi yang tersumbat antara pihak RT dengan warga di lingkungannya," ujar dia.
Ia mengingatkan kepada RW dan RT untuk sering-sering mengunjungi dan memahami masyarakatnya. Kalau perlu satu per satu orang di lingkungannya didatangi.
"Paling tidak, secara kultural bapak ibu dapat memahami betul apa yang ada di lingkungannya," kata dia.
Kemudian komunikasi dengan lurah dan camat tentang situasi serta kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya.
Sebelumnya, viral di media sosial sejumlah mahasiswa katolik Universitas Pamulang (Unpam) mengalami kekerasan hingga pembacokan saat melakukan ibadah di Kampung Poncol, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (5/5) malam.
Dalam video yang beredar, tampak sejumlah mahasiswa ketakutan dikerumuni massa. Beberapa dari mahasiswa tersebut terkena sabetan senjata tajam. Salah satu mahasiswi mengaku ada pihak RT setempat yang turut melakukan persekusi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO