Suara.com - Usulan penyematan Pahlawan Nasional kepada Soeharto tak hanya akan menjadi gelar semata bagi Presiden kedua RI itu. Andai terwujud, maka Keluarga Cendana yang ditinggalkan mendiang Soeharto akan mendapatkan berbagai keuntungan dari negara seperti uang Rp5 0 juta hingga berbagai tunjangan lainnya.
Menanggapi ini, Gerakan Masyarakat Sipil Adili Soeharto (GEMAS) menyatakan tak terima.
Sebab, Soeharto dinilai bukan sosok yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional karena memiliki berbagai rekam jejak buruk seperti kasus korupsi hingga pelanggaran HAM berat.
"Kami juga turut sedih karena melihat pemberian gelar pahlawan ini berdasarkan perpres nomor 72 tahun 2018 akan memberikan sejumlah benefit yang akan diterima oleh penerima gelar pahlawan maupun keluarganya," ujar anggota Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, Jane Rosalina.
"Salah satu di antaranya adalah uang sejumlah Rp 50 juta berupa tunjangan kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya," ujarnya menambahkan.
Ia mengakui anggaran itu terbilang kecil bagi Keluarga Cendana yang terkenal sudah mapan. Namun, ia tak terima lantaran sumber uang itu adalah anggaran negara yang berasal dari pajak masyarakat.
"Meskipun itu hal kecil bagi Keluarga Cendana, tapi paling tidak itu akan ada pajak rakyat yang dikerahkan untuk memberikan gelar pahlawan kepada sosok yang bermasalah bagi bangsa ini," katanya.
"Jangan sampai pajak rakyat itu justru malah diberikan kepada sosok yang bermasalah," lanjutnya.
Seharusnya, dana untuk membayar tunjangan pahlawan nasional kepada Soeharto itu bisa digunakan untuk keperluan masyarakat lainnya.
Baca Juga: Digeruduk Pendemo, Kemensos Ungkap Ahmad Luthfi yang Usulkan Soeharto jadi Pahlawan Nasional
"Apalagi hari ini kita punya banyak sekali permasalahan terkait dengan sosial ekonomi dan kami tidak ingin pajak rakyat diberikan kepada hal-hal yang tidak berguna dan banyak masalahnya," tambah dia.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menerima perwakilan sekaligus aspirasi masyarakat sipil yang menolak usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto.
Masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Anti Soeharto (Gemas) tersebut menggelar unjuk rasa terlebih dahulu di depan Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) Salemba sebelum akhirnya dapat menemui perwakilan Kemensos, termasuk Mensos Saifullah.
“Kami tentu mendengar dan mencatat apa yang menjadi masukan dari bapak ibu sekalian,” kata Saifullah Yusuf di Jakarta, Kamis.
Pada audiensi hari itu, ia bersama Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Abdul Malik Haramain menerima dokumen petisi dari masyarakat sipil dan joint statement dari masyarakat internasional yang menolak pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto.
Ia memastikan akan mendengarkan semua masukan dari masyarakat terkait dengan pemberian gelar pahlawan nasional tahun ini, termasuk masukan yang bersifat kontra dari masyarakat.
Berita Terkait
-
Digeruduk Pendemo, Kemensos Ungkap Ahmad Luthfi yang Usulkan Soeharto jadi Pahlawan Nasional
-
Alasan Aktivis Tolak Soeharto Pahlawan Nasional: Pemimpin Terkorup Abad 20 Tak Layak Dapat Gelar
-
Audiensi dengan Mensos, Aktivis hingga Korban 65 Tolak Soeharto Dijadikan Pahlawan Nasional
-
Digeruduk Massa Aksi Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Gus Ipul Disindir Gegara Telat: Potong Gaji Gak?
-
Soeharto Dianggap Tidak Pantas Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Kantor Kemensos Digeruduk Massa
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Lewat JAKI Sepi, Warga Jakarta Pilih Curhat Langsung ke Instagram Pramono - Rano
-
Jadi Tersangka Korupsi PLTU Kalbar, Kenapa Adik Jusuf Kalla hingga Eks Direktur PLN Tidak Ditahan?
-
Meteor Sebesar Apartemen Guncang Cirebon, BRIN: Jika Jatuh di Darat Kawahnya 5 Meter
-
Operasi SAR Ponpes Al Khoziny Selesai, 61 Jenazah dan 7 Potongan Tubuh Ditemukan dari Reruntuhan
-
Takdir atau Kelalaian? Polisi akan Usut Ambruknya Musala Al Khoziny yang Renggut 63 Nyawa Santri
-
Bobby Nasution Tamatan Apa? Ditegur Kemendagri karena Inflasi Sumut
-
KPK Ungkap Alasan Diam-diam Periksa Gubernur Kalbar Ria Norsan pada Akhir Pekan
-
Gegara Dana Transfer Rp15 T Dipangkas, Pramono Minta Restu Purbaya Pakai Rp200 Triliun di Himbara
-
Agak Laen! Ayah-Anak Kompak jadi Maling, Sudah 17 Kali Gasak Motor
-
Halim Kalla Tersangka Korupsi PLTU Rp1,35 Triliun, Kronologi Lengkap Skandal PLN Terkuak