Suara.com - Simbol yang akrab bagi jutaan penggemar anime One Piece ini viral setelah berkibar di berbagai sudut kota jelang HUT Kemerdekaan RI, memicu perdebatan sengit.
Fenomena ini semakin kompleks karena simbol bajak laut One Piece ini pernah digunakan oleh Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, namun kini justru dicap sebagai simbol makar hingga disisir oleh aparat.
Mengapa sebuah logo dari anime Jepang bisa mengguncang gagasan kebangsaan?
Bagi para Nakama (sebutan untuk penggemar One Piece), Jolly Roger kru Topi Jerami ini lebih dari sekadar gambar merupakan representasi semangat kebebasan, perjuangan meraih mimpi, dan perlawanan terhadap tirani.
Namun, di dunia nyata, simbol ini ditafsirkan dengan berbagai cara, menciptakan benturan antara budaya pop dan politik.
Dipakai Gibran, Dikibarkan Warga
Jauh sebelum bendera ini ramai berkibar, simbol ini sudah mencuri perhatian saat Gibran Rakabuming Raka mengenakannya dalam bentuk pin di beberapa acara publik selama masa kampanye Pilpres 2024.
Momen Gibran memakai pin ini saat itu menjadi viral, memicu berbagai spekulasi di kalangan warganet.
Kini, menjelang HUT ke-80 RI, fenomena ini meluas. Warga di berbagai daerah, dari gang-gang sempit hingga atap rumah, mengibarkan bendera One Piece ini, seringkali berdampingan dengan bendera Merah Putih.
Baca Juga: Polisi dan Satpol PP Mulai 'Sisir' Bendera One Piece di Pemukiman Warga Jelang HUT RI
Bagi sebagian, ini adalah cara unik dan kreatif untuk memeriahkan kemerdekaan. Namun, bagi sebagian lainnya, aksi ini adalah bentuk ekspresi simbolik.
Makna Kebebasan dan Perlawanan
Di tengah panasnya kontroversi, penting untuk memahami makna asli simbol bajak laut One Piece ini dalam dunianya.
Perlawanan Terhadap Tirani: Dalam cerita One Piece, Jolly Roger adalah simbol perlawanan terhadap Pemerintah Dunia (World Government), sebuah entitas absolut yang korup dan menindas.
Mengibarkan bendera ini adalah deklarasi untuk hidup bebas.
Simbol Mimpi dan Persahabatan: Berbeda dengan bajak laut pada umumnya, kru Topi Jerami tidak menjajah, melainkan seringkali membebaskan negeri-negeri yang tertindas.
Logo tengkorak yang tersenyum melambangkan semangat optimis sang kapten, Monkey D. Luffy, sementara topi jerami adalah simbol janji dan impian.
Ekspresi Kekecewaan: Akademisi melihat fenomena ini sebagai bentuk protes diam dari generasi muda yang merasa kecewa dan tidak didengar. Mereka mencari simbol baru yang lebih relevan untuk menyuarakan semangat kebebasan dan solidaritas.
Pakar hukum tata negara dari Universitas Brawijaya, Aan Eko Widiarto, menilai pengibaran bendera ini sebagai kritik sosial yang sah, bukan makar.
"Ini adalah kritik sosial. Bukan simbol kemerdekaan baru, apalagi makar. Sepanjang tidak dimaksudkan sebagai bendera negara baru, maka tidak melanggar hukum," kata Aan.
Dicap Makar hingga Disisir Aparat
Pengibaran massal ini mengundang reaksi keras dari sejumlah pejabat dan anggota dewan.
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, bahkan menyebut adanya upaya terkoordinasi untuk memecah belah bangsa.
"Kita juga mendeteksi dan juga dapat masukan dari lembaga-lembaga pengamanan intelijen, memang ada upaya-upaya namanya untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Dasco.
Tudingan ini diperkuat dengan pernyataan anggota DPR lain yang menyebutnya berpotensi makar. Akibatnya, aparat di berbagai daerah mulai bertindak.
Di Sragen, sebuah mural One Piece dihapus paksa di bawah pengawasan aparat.
Sementara di Tuban, seorang pemuda yang mengibarkan bendera ini didatangi oleh tim gabungan dari Polsek, Koramil, hingga intel Kodim.
Tindakan ini sontak memicu perdebatan tentang batas antara kebebasan berekspresi dan keamanan negara.
Berita Terkait
-
Siapa Sosok di Balik Subhan Palal Penggugat Ijazah Gibran yang Minta Ganti Rugi Rp125 Triliun?
-
Alasan Penggugat Minta Gibran Ganti Rugi Rp125 Triliun soal Ijazah SMA
-
Riwayat Pendidikan Gibran di KPU Jadi Sorotan, Masa SMA Ditempuh 5 Tahun
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026
-
Maling Santuy di SMAN 5 Bandung! Wajah Terekam CCTV, Gondol Laptop Saat Siswa Belajar di Lab