Suara.com - Gelombang tuntutan pemakzulan Bupati Pati, Sudewo, yang didorong oleh amarah publik atas kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan sikap yang dinilai arogan, kini memasuki babak baru yang lebih kompleks.
Di tengah panasnya situasi yang telah mendorong DPRD Pati membentuk Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket, sebuah pernyataan dari politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanulhaq, justru menjadi bola panas yang memicu perdebatan sengit di ruang publik.
Alih-alih meredam, peringatan Maman agar proses pelengseran Sudewo tidak dilakukan melalui anarkisme dan tekanan massa semata, melainkan lewat mekanisme demokrasi yang sah, menuai reaksi beragam.
Pernyataan yang secara prosedural benar itu dianggap sebagian kalangan mendarat di waktu yang salah, saat emosi warga Pati sedang memuncak dan menuntut perubahan cepat.
Komentar Maman dengan cepat viral dan menjadi bahan perbincangan netizen.
Banyak yang menghardik dan berspekulasi bahwa pernyataan tersebut adalah sinyal dari elite politik di Jakarta untuk melemahkan gerakan rakyat Pati.
Muncul dugaan bahwa ini adalah bentuk intervensi halus untuk melindungi Sudewo, yang diusung oleh koalisi Gerindra dan PKB.
Alasan di Balik Peringatan Maman Imanulhaq
Maman Imanulhaq secara runut mengingatkan publik bahwa Indonesia adalah negara hukum.
Baca Juga: Enough is Enough! Amien Rais Desak Sudewo Mundur, Minta Prabowo Turun Tangan
Menurutnya, pemakzulan seorang kepala daerah memiliki jalur konstitusional yang harus dihormati untuk menjaga marwah demokrasi itu sendiri.
"Jadi jangan sampai juga dalam proses demokrasi hanya karena ada people power seperti itu lalu seorang harus jatuh," kata Maman di Kompleks Parlemen dikutip Jumat (15/8/2025).
Ia menegaskan bahwa langkah DPRD Pati yang membentuk Pansus adalah jalur yang tepat dan harus dikawal.
Logika di balik pernyataan Maman adalah untuk mencegah preseden buruk di mana kepala daerah bisa dijatuhkan hanya karena tekanan massa tanpa melalui pembuktian kesalahan yang sah di ranah politik dan hukum.
Ia khawatir, jika anarkisme dan people power menjadi satu-satunya cara, maka stabilitas pemerintahan di daerah lain juga bisa terancam.
Maman juga menekankan pentingnya komunikasi antara pemerintah dan rakyat, yang ia nilai gagal dilakukan oleh pihak Bupati sehingga memicu gejolak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta