Suara.com - Wali Kota Prabumulih Arlan kembali jadi sorotan publik setelah aksinya memberikan hadiah motor listrik kepada Kepala SMPN 1 Prabumulih viral di media sosial.
Hadiah tersebut diberikan usai kisruh isu pemecatan kepala sekolah dan satpam yang sempat menghebohkan media sosial.
Namun, bukannya menuai pujian, langkah ini justru membuat Wali Kota Prabumulih dinyinyiri warganet yang menilai permintaan maafnya sekadar pencitraan.
Isu pemecatan Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, dan satpam sekolah, Ageng Wintoro, sebelumnya ramai dibicarakan lantaran dikaitkan dengan teguran kepada anak Wali Kota yang membawa mobil ke sekolah.
Video perpisahan Roni bersama siswa yang penuh tangis semakin memicu dugaan adanya penyalahgunaan kekuasaan.
Lantas, bagaimana kronologi kasus ini hingga berujung pada pemberian hadiah motor listrik yang malah dinyinyiri warganet?
Kronologi Kisruh Pemecatan Kepala Sekolah dan Satpam
Awal mula kegaduhan muncul ketika video perpisahan Roni tersebar luas di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat ratusan siswa menangis, menyalami, hingga memeluk sang kepala sekolah.
Momen haru ini membuat publik bertanya-tanya, mengapa seorang kepala sekolah yang dicintai murid justru dicopot dari jabatannya.
Baca Juga: Nasib Wali Kota Prabumulih Buntut Ulah Anak: Disemprot Kemendagri, LHKPN Diubek-ubek KPK
Spekulasi pun bermunculan, apalagi kabar yang beredar menyebutkan Roni diberhentikan karena menegur anak Wali Kota.
Tidak hanya Roni, satpam sekolah Ageng juga disebut mengalami hal serupa. Padahal, Ageng baru saja lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan seharusnya tetap mengabdi di SMPN 1 Prabumulih.
Setelah viral, Arlan membantah isu tersebut dan mengunggah video klarifikasi melalui Instagram resminya.
Menurutnya, tidak ada pemecatan resmi yang dilakukan pemerintah kota. Ia mengakui adanya teguran, namun bukan karena urusan pribadi melainkan masalah internal sekolah.
Meski demikian, pernyataan berbeda sempat muncul dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih yang menyebut mutasi Roni dilakukan atas permintaan Wali Kota, sehingga publik makin curiga adanya penyalahgunaan kekuasaan dalam kasus ini.
Hadiah Motor Listrik dari Wali Kota
Di tengah kegaduhan, Wali Kota Arlan tampaknya berusaha menenangkan masyarakat. Ia mengundang Roni dan Ageng untuk bertemu langsung, lalu meminta maaf sembari memberikan hadiah berupa motor listrik.
Roni dan Ageng pun menerima hadiah itu dengan lapang dada. Dalam pernyataannya, Roni menyebut bahwa permintaan maaf Wali Kota menjadi motivasi baginya untuk bekerja lebih baik lagi.
Namun, di balik momen ini, netizen punya pandangan lain. Banyak yang menilai permintaan maaf tersebut muncul karena kasusnya terlanjur viral. Jika tidak ada sorotan publik, bisa jadi isu ini akan berakhir berbeda.
"Oleh viral bae ini kalau idak viral masih tetep cak pakam. Tapi dak melunturkan kecewanya masyarakat loh pak (Hanya karena viral saja akhirnya diselesaikan. Tapi kekecewaan masyarakat tidak hilang begitu saja, Pak)," tulis warganet.
"No viral no justice. Abusing of power nyata adanya," sentil warganet.
"Hmm gesture nya, mosok tangan dalem kantong, harusnya 2 tangan digabung didepan sambil agak menunduk. Gak akan jadi rendah kok pak minta maaf sambil nunduk sedikit," tegur warganet.
"Jangan arogan kalau jadi pejabat, jadilah contoh untuk rakyat yang dipimpin. Ingat, masa jabatan tidak seumur hidup," pesan warganet.
Bahkan ada pula yang menyayangkan sikap Wali Kota sebagai seorang ayah, jika memang benar kasus tersebut terjadi lantaran sang kepala sekolah dan satpam menegur anak Wali Kota.
"Rasanya kasihan dengan anak bapak kalau bapak tidak bisa bijak menyikapi masalah. Anak bapak pasti sulit bergabung dengan teman-temannya sekarang, belum lagi sanksi sosial yang didapat. Semoga jadi pelajaran berharga dan jangan ajarkan anak untuk menggunakan kekuasaan sebagai jalan pintas," tulis netizen.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu