News / Nasional
Jum'at, 19 September 2025 | 16:02 WIB
Wali Kota Prabumulih Arlan beri motor listrik untuk kepala dan satpam sekolah yang batal dicopot. (Instagram/prabumulih.viral)
Baca 10 detik

Suara.com - Wali Kota Prabumulih Arlan kembali jadi sorotan publik setelah aksinya memberikan hadiah motor listrik kepada Kepala SMPN 1 Prabumulih viral di media sosial.

Hadiah tersebut diberikan usai kisruh isu pemecatan kepala sekolah dan satpam yang sempat menghebohkan media sosial.

Namun, bukannya menuai pujian, langkah ini justru membuat Wali Kota Prabumulih dinyinyiri warganet yang menilai permintaan maafnya sekadar pencitraan.

Isu pemecatan Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, dan satpam sekolah, Ageng Wintoro, sebelumnya ramai dibicarakan lantaran dikaitkan dengan teguran kepada anak Wali Kota yang membawa mobil ke sekolah.

Video perpisahan Roni bersama siswa yang penuh tangis semakin memicu dugaan adanya penyalahgunaan kekuasaan.

Lantas, bagaimana kronologi kasus ini hingga berujung pada pemberian hadiah motor listrik yang malah dinyinyiri warganet?

Kronologi Kisruh Pemecatan Kepala Sekolah dan Satpam

Awal mula kegaduhan muncul ketika video perpisahan Roni tersebar luas di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat ratusan siswa menangis, menyalami, hingga memeluk sang kepala sekolah.

Momen haru ini membuat publik bertanya-tanya, mengapa seorang kepala sekolah yang dicintai murid justru dicopot dari jabatannya.

Baca Juga: Nasib Wali Kota Prabumulih Buntut Ulah Anak: Disemprot Kemendagri, LHKPN Diubek-ubek KPK

Spekulasi pun bermunculan, apalagi kabar yang beredar menyebutkan Roni diberhentikan karena menegur anak Wali Kota.

Tidak hanya Roni, satpam sekolah Ageng juga disebut mengalami hal serupa. Padahal, Ageng baru saja lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan seharusnya tetap mengabdi di SMPN 1 Prabumulih.

Setelah viral, Arlan membantah isu tersebut dan mengunggah video klarifikasi melalui Instagram resminya.

Menurutnya, tidak ada pemecatan resmi yang dilakukan pemerintah kota. Ia mengakui adanya teguran, namun bukan karena urusan pribadi melainkan masalah internal sekolah.

Meski demikian, pernyataan berbeda sempat muncul dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih yang menyebut mutasi Roni dilakukan atas permintaan Wali Kota, sehingga publik makin curiga adanya penyalahgunaan kekuasaan dalam kasus ini.

Hadiah Motor Listrik dari Wali Kota

Di tengah kegaduhan, Wali Kota Arlan tampaknya berusaha menenangkan masyarakat. Ia mengundang Roni dan Ageng untuk bertemu langsung, lalu meminta maaf sembari memberikan hadiah berupa motor listrik.

Roni dan Ageng pun menerima hadiah itu dengan lapang dada. Dalam pernyataannya, Roni menyebut bahwa permintaan maaf Wali Kota menjadi motivasi baginya untuk bekerja lebih baik lagi.

Namun, di balik momen ini, netizen punya pandangan lain. Banyak yang menilai permintaan maaf tersebut muncul karena kasusnya terlanjur viral. Jika tidak ada sorotan publik, bisa jadi isu ini akan berakhir berbeda.

"Oleh viral bae ini kalau idak viral masih tetep cak pakam. Tapi dak melunturkan kecewanya masyarakat loh pak (Hanya karena viral saja akhirnya diselesaikan. Tapi kekecewaan masyarakat tidak hilang begitu saja, Pak)," tulis warganet.

"No viral no justice. Abusing of power nyata adanya," sentil warganet.

"Hmm gesture nya, mosok tangan dalem kantong, harusnya 2 tangan digabung didepan sambil agak menunduk. Gak akan jadi rendah kok pak minta maaf sambil nunduk sedikit," tegur warganet.

"Jangan arogan kalau jadi pejabat, jadilah contoh untuk rakyat yang dipimpin. Ingat, masa jabatan tidak seumur hidup," pesan warganet.

Bahkan ada pula yang menyayangkan sikap Wali Kota sebagai seorang ayah, jika memang benar kasus tersebut terjadi lantaran sang kepala sekolah dan satpam menegur anak Wali Kota.

"Rasanya kasihan dengan anak bapak kalau bapak tidak bisa bijak menyikapi masalah. Anak bapak pasti sulit bergabung dengan teman-temannya sekarang, belum lagi sanksi sosial yang didapat. Semoga jadi pelajaran berharga dan jangan ajarkan anak untuk menggunakan kekuasaan sebagai jalan pintas," tulis netizen.

Kontributor : Dini Sukmaningtyas

Load More