- Ribuan siswa mengalami keracunan massal akibat program MBG.
- Dasco mendesak polisi menginvestigasi adanya dugaan unsur kesengajaan.
- Pemerintah memastikan program Makan Bergizi Gratis akan tetap dilanjutkan.
Menurutnya, penyebab keracunan beragam, mulai dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur yang masih baru, ketidaksiapan memasak dalam porsi masif, hingga persoalan pergantian pemasok bahan baku.
Menghadapi tekanan publik, BGN pun mengambil sikap lebih tegas.
Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, bahkan membuka opsi untuk memproses secara hukum para penyedia makanan atau SPPG yang terbukti lalai hingga menyebabkan keracunan.
Langkah ini diperkuat dengan pelibatan aparat kepolisian dalam setiap investigasi kasus.
“Bisa jadi karena kami dalam investigasi juga melibatkan Kepolisian,” kata Nanik,, Kamis (25/9).
MBG Tak Akan Dihentikan
Di tengah desakan evaluasi total bahkan penghentian sementara dari beberapa kalangan, pemerintah memastikan program MBG akan tetap berjalan.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar dan Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro kompak menyatakan tidak ada rencana penyetopan program.
“Tak ada soal disetop," kata Cak Imin, Rabu (24/9).
Baca Juga: Ada Temuan Belatung di Menu MBG, Ternyata Bos BGN Ahli Serangga
Menurutnya, fokus utama saat ini adalah perbaikan dan evaluasi menyeluruh.
Senada dengan Cak Imin, Juri Ardiantoro juga menegaskan bahwa perbaikan dapat dilakukan sambil program tetap berjalan, tanpa perlu menghentikannya secara total.
"Ya kami mendengar sejumlah aspirasi beberapa kalangan soal evaluasi total. Ada tentang pemberhentian sementara. Ada juga sambil jalan kita perbaiki tapi tidak perlu menghentikan secara total," ucap Juri.
Berita Terkait
-
Ada Temuan Belatung di Menu MBG, Ternyata Bos BGN Ahli Serangga
-
Kasus Keracunan Pelajar Meningkat, IDAI Minta Program Makan Bergizi Gratis Dievaluasi!
-
Kasus Ribuan Anak Keracunan Program MBG, Wamensesneg: Presiden Prabowo Sudah Tahu
-
Ribuan Siswa Bandung Barat Keracunan Massal Akibat Program MBG, Ambulans Bolak Balik
-
Siapa Dadan Hindayana, Kepala BGN yang Bertanggung Jawab Atas Program MBG
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta