-
Rocky Gerung mengkritik keras Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, menilai gaya populernya tidak diimbangi substansi kebijakan.
-
Kebijakan ekonomi Purbaya, seperti target pertumbuhan tinggi dan dana Rp100 triliun ke bank BUMN, dianggap tidak realistis dan berisiko.
-
Rocky menilai Purbaya lebih mengejar sensasi dan pujian publik daripada validasi teknokratik, sehingga berpotensi menimbulkan kekacauan kebijakan
Purbaya juga dikritik, saat ia meminta kepala daerah untuk segera membelanjakan uang dan tidak menyimpannya di bank.
Ia dinilai "tidak ngerti teknokratik" terkait manajemen anggaran daerah yang memiliki tahapan pengeluaran, terutama ketika menteri keuangan, Purbaya, melontarkan kemarahannya kepada kepala daerah untuk tidak simpan uang di bank dan langsung dibelanjakan semua.
Rocky Gerung menyimpulkan bahwa Purbaya berupaya menunggangi sensasi awal tanpa didasari substansi yang kuat, yang menurutnya pasti akan berujung kacau.
"Berupaya untuk menunggangi sensasi-sensasi awal tuh tanpa substansinya pasti kacau," ujarnya.
Ia juga mengamati bahwa Purbaya lebih membutuhkan pengakuan dan pujian publik daripada validasi.
"Enggak butuh validasi, dia butuh pujian," kata Gerung, yang bisa mengarah pada "kecanduan approval publik ini."
Fenomena ini, menurut Gerung, terjadi karena negara ini tidak lagi memiliki pemimpin sejati, sehingga seseorang yang tadinya hanya perantara tiba-tiba menjadi pemimpin karena didorong media.
"Negeri ini tidak lagi melihat pemimpin akibatnya seseorang yang sebetulnya tadinya dealer tiba-tiba jadi leader kan karena dipush oleh media," jelasnya.
Reporter: Safelia Putri
Baca Juga: Pemerintah Pusat Siap Jadi 'Bankir' Pemda dan BUMN Jika Kekurangan Duit
Berita Terkait
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Purbaya Akui Pertumbuhan Ekonomi Q3 2025 Lambat, Tapi Warga Mulai Percaya Prabowo
-
Wamen Investasi Bujuk Menkeu Purbaya Relaksasi Pajak Sektor Pertambangan
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana