- Dedi Mulyadi memperluas moratorium izin pembangunan perumahan ke seluruh wilayah Jabar akibat ancaman bencana hidrometeorologi.
- Kebijakan ini berlaku sampai ada kajian risiko bencana valid dan penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
- Pengembang memprotes kebijakan tersebut karena dianggap menghambat investasi, sementara pengamat menyoroti kelemahan dasar hukumnya.
Senada, Aliansi Pengembang Perumahan Nasional Jaya (Appernas Jaya) menyatakan akan segera duduk bersama Kementerian PKP dan Pemprov Jabar untuk mencari jalan tengah alias solusi dari kebijakan tersebut.
Dilema Warga: Ingin Aman tapi Takut Menunggu
Di tingkat masyarakat, kebijakan ini memicu respons beragam. Aris (35), warga Kabupaten Bogor, mengapresiasi langkah preventif gubernur demi keselamatan.
"Kalau tujuannya sih bagus. Kita bisa lebih aman," kata Aris kepada Suara.com.
Namun, ia juga cemas kebijakan ini akan menghambat ketersediaan hunian bagi warga.
"Takutnya nanti kita nunggu lama kalau ingin tinggal dan membeli rumah. Soalnya harus tunggu kajian juga kan. Mudah-mudahan sih nggak lama dan pembangunan bisa dilakukan," tambahnya.
Hal serupa diungkapkan Ester (27), warga Depok. Ia tak ingin rumah impiannya tertunda gara-gara birokrasi perizinan yang mandek.
"Nunggu lama jangan sampai deh," ujarnya singkat.
Pakar Soroti Kelemahan Hukum: "Jangan Ugal-ugalan"
Baca Juga: Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
Niat baik KDM mendapat dukungan dari Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI), Tulus Abadi.
Ia mengakui banyak proyek perumahan yang abai terhadap lingkungan dan mengubah tata ruang secara sepihak.
"Yang semula ruang terbuka hijau diubah menjadi area komersial, termasuk untuk area perumahan," jelas Tulus, kepada Suara.com, Rabu (17/12).
Namun, Tulus menyarankan KDM melakukan review total perizinan secara terintegrasi.
"Karena bagaimana pun masih banyak warga yang memerlukan perumahan untuk tempat tinggal," pesannya.
Kritik lebih tajam datang dari Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio.
Berita Terkait
-
Bahas Aset Negara, Dedi Mulyadi Sambangi KPK
-
KDM Tegaskan Alih Fungsi Lahan Jadi Dalang Banjir di Bandung
-
Dedi Mulyadi Datang ke KPK: Ada Apa dengan Sungai dan Hutan Jabar?
-
KPK Periksa Ridwan Kamil Hari Ini Terkait Dugaan Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Sule Tolak Mentah-mentah Tawaran Politik Dedi Mulyadi: Pilih Tetap Jadi Seniman Penghibur Rakyat!
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung