Suara.com - Program pengembangan energi hijau melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) milik PT Geo Dipa Energi (GDE) berhasil membawa dampak positif bagi perekonomian. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu berhasil menyetor uang sebesar Rp 200 miliar untuk kas negara setiap tahunnya.
"Saya kasih gambaran bahwa tahun ini saja, kami memberikan profit/setoran ke negara Rp200 miliar setahun," tutur Direktur Pengembangan, Niaga, dan Eksplorasi GDE, Ilen Kardani, dalam Media Briefing Press Tour Kementerian Keuangan yang bertema Dukungan Fiskal Pemerintah dalam Mendorong Ketahanan Energi & Meningkatkan Penerimaan Negara di Bandung, Jawa Barat, Kamis, (7/11/2024) malam.
Selain profit untuk negara, PLTP Patuha juga memberikan multiplier effect terhadap masyarakat sekitar. Menurut Ilen, 20% masyarakat sekitar dipekerjakan di PLTP Patuha maupun Dieng.
"Untuk satu projek di Patuha misalkan, itu memberikan kehidupan bagi masyarakat sekitarnya dari segi tenaga kerja, training, kesempatan berusaha, kesempatan berkarir, dikasih pendidikan, beasiswa dan banyak lagi multiplier effect dari segi ekonomi bagi masyarakat di wilayah sekitar panas bumi," urainya.
Sementara terkait tantangan sosial yang dihadapi, Ilen menyebut, GDE selalu mengedepankan prinsip transparansi dan komunikasi terbuka dengan masyarakat. Pendekatan ini terbukti efektif, dengan GDE berhasil menjaga hubungan baik dengan masyarakat di Dieng selama lebih dari 20 tahun tanpa masalah sosial besar.
Salah satu contoh komunikasi yang transparan adalah menjelaskan potensi risiko yang muncul, seperti uap air yang keluar saat pengeboran, untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat memicu ketegangan.
Perlu diketahui, PLTP milik PT GDE terletak di dua lokasi yakni di Ciwidey Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan Dieng, Jawa Tengah. PLTP Patuha sendiri telah beroperasi sejak tahun 2014 silam.
PLTP Patuha Unit 1 yang telah beroperasi selama 10 tahun, juga turut berkontribusi sebesar 3,98% terhadap bauran energi di sistem Jawa-Bali. Dengan kapasitas 59,88 MW, pembangkit ini telah menghasilkan lebih dari 4 juta kWh listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa Barat dan sekitarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kekayaan Negara (Dirjen KN), Rionald Silaban, menyampaikan, GDE merupakan "bayi" Kemenkeu yang dulunya diambil alih oleh pemerintah setelah terjadi sengketa. Kini, GDE telah berkembang menjadi perusahaan yang membanggakan.
Baca Juga: Prabowo Pecah 9 Lembaga Jadi 21 Kementerian, Kemenkeu Optimalkan Aset Negara
"Komitmen pemerintah terhadap transisi energi adalah hal yang mutlak, dan kami akan terus mendukung GDE, baik dalam bentuk dukungan fiskal maupun akses ke bantuan dari lembaga multilateral, karena apa yang dilakukan GDE adalah bagian dari upaya energi hijau," kata Rionald.
Meskipun GDE belum menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini telah berhasil memberikan kontribusi dividen kepada pemerintah. Pemerintah juga terus memberikan dukungan terhadap pengembangan proyek-proyek GDE, termasuk yang berada di Ciwidey.
Berdasarkan data Kemenkeu, pemerintah terakhir memberikan dukungan kepada PT GDE berupa PMN pada tahun 2015 silam sebesar Rp607 miliar dan di tahun 2020 sebesar Rp700 miliar.
"Kami berharap pembangkit listrik geotermal di Indonesia terus berkembang. Meskipun tarif listrik yang dijual oleh GDE bisa dianggap concessional, perusahaan tetap berhasil menghasilkan listrik dengan tarif yang efisien," ujar Rionald.
Berita Terkait
-
Prabowo Pecah 9 Lembaga Jadi 21 Kementerian, Kemenkeu Optimalkan Aset Negara
-
Prabowo Rombak Jajaran Pejabat Sri Mulyani
-
Diperiksa KPK terkait Kasus Rita Widyasari, Dirjen Anggaran Kemenkeu Dicecar soal Ini
-
DJP Kemenkeu: Coretax Dapat Menambah Penerimaan 1,5% dari PDB
-
7 Program Quick Win Prabowo Telan APBN hingga Rp121 Triliun
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Perkuat Tulang Punggung Ekonomi, BRI Salurkan KUR untuk UMKM
-
Data Neraca Transaksi Berjalan Positif, Bagaimana Nasib Dolar AS di Pasar Domestik?
-
Sepakat dengan Purbaya, Mendag Tegaskan Bayar Pajak Tak Bisa Jadikan Impor Pakaian Bekas Legal
-
3 Senjata Cerdas Investasi Rp100 Ribu per Hari untuk Pensiun Mapan Anak Muda
-
Viral BBM Bobibos, Kementerian ESDM Jelaskan Langkah Agar Bisa Dijual Bebas
-
Emiten TRON Fokus Garap Bisnis Infrastruktur Kendaraan Listrik
-
Apa Benar Emiten Properti DADA Berkantor Dekat Warung Kelontong? Manajemen Beri Pembelaan
-
Lowongan Kerja OJK PCAM 9 dan MLE: Kualifikasi, Syarat dan Cara Pendaftaran
-
Menkeu Purbaya: Mana Pemain Saham Gorengan yang Sudah Ditangkap?
-
Harga Bitcoin Terus Merosot Hingga di Bawah USD 90.000, Begini Prospeknya