Suara.com - Kelompok orang paling bahagia di Indonesia adalah mereka yang berpenghasilan menengah, sementara banyak orang kaya di Tanah Air yang mengaku tidak bahagia.
Ini adalah salah satu kesimpulan survei dari Indonesian Social Survey (ISS) yang diumumkan di Jakarta, Kamis (21/8/2025).
"Ada hubungan istilahnya kuadratik terbalik. Yang paling bahagia itu yang ada di tengah. Yang enggak bahagia itu yang di ekonomi bawah dan ekonomi atas," kata Direktur Eksekutif ISS Whinda Yustisia di Jakarta, Kamis (20/8/2025).
Survei ISS dilakukan terhadap 2.200 responden dari 38 provinsi pada Juli 2025 dengan menggunakan multiple stage random sampling, confidence interval 95 persen; dan margin of error 2,5 persen.
Hasilnya menunjukkan masyarakat kelas ekonomi menengah dengan penghasilan Rp 5-7 juta setiap bulan menjadi kelompok yang paling bahagia.
Persentasenya, sebanyak nol persen menjawab merasa sangat tidak bahagia, 2,40 persen menjawab tidak bahagia, 82,70 persen menjawab bahagia, dan sangat bahagia 12,60 persen.
Sementara masyarakat kelas ekonomi atas dengan penghasilan lebih dari 10 juta, menjawab 10 persen merasa sangat tidak bahagia, 10 persen menjawab tidak bahagia, 70 persen bahagia, dan 10 persen sangat bahagia.
Sedangkan masyarakat kelas ekonomi bawah dengan penghasilan kurang dari Rp 750 ribu sebulan, persentasenya 0,70 persen menjawab merasa sangat tidak bahagia, 9,90 persen tidak bahagia, 78,80 persen bahagia, dan 9,30 persen menjawab sangat bahagia.
Whinda menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Menurutnya masyarakat kelas ekonomi menengah menjadi kelompok yang paling bahagia disebabkan karena mereka merasa masih memiliki harapan hidup.
Baca Juga: Bogor Juara 1 Nasional Penyelewengan Bansos, Uang Orang Miskin Rp22 Miliar Ludes Jadi Asap Judol?
"Tentang bagaimana mereka bisa bekerja, misalnya, bisa meningkatkan status ekonomi mereka. Harapan ini membuat mereka jadi lebih bahagia. Dan itu sebenarnya temuan yang umum kita temukan di berbagai literatur-literatur terkait dengan happiness atau kebahagiaan," jelasnya.
Sementara mengapa masyarakat ekonomi atas menjadi kelompok paling tidak bahagia dibandingkan dengan kelas menengah, menurut Whinda, disebabkan karena tekanan pekerjaan yang dihadapi.
"Penghasilannya sudah banyak, dan kemudian juga akhirnya mungkin stressor-stressor (pemicu stres) yang didapatkan dari pekerjaan dan lain sebagainya membuat mereka kebahagiannya jadi rendah," ujarnya.
"Lalu di ekonomi bawah itu memang kayak menerima. 'Ya, memang kondisi ekonomi saya seperti ini, tidak ada lagi yang bisa saya lakukan.' Tidak ada harapan di sana. Sehingga ya sudah, kebahagiannya menjadi rendah," sambungnya.
Secara umum berdasarkan hasil survei ISS, kualitas hidup masyarakat Indonesia masuk dalam kategori cukup baik atau cukup bahagia dengan indeks di angka 65 dari 100.
Skor itu dihasilkan dari tujuh aspek yang diukur dengan skor masing-masing sebagai berikut: kesejahteraan psikologis (67,3), kesehatan (70,1), keamanan (72,3 persen), rasa percaya sosial-institusi (70,2), partisipasi politik (69,7), kesejahteraan ekonomi (42,6), dan kualitas lingkungan (62,9).
Berita Terkait
-
Survei: Kualitas Hidup Orang Jakarta dan Papua Paling Rendah di Indonesia
-
Survei ISS: Ekonomi Rumah Tangga Rapuh, Tapi Kenapa Kepuasan pada Pemerintah Tetap Tinggi?
-
Imbas Tragedi Balita Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemda Diminta Lebih Aktif Urus Warga Miskin
-
Tabungan Dikuras untuk Hidup Sehari-hari, Orang Indonesia Semakin Miskin?
-
Prabowo Hapus Tantiem BUMN, Ade Armando: Enggak Bikin Kami Jadi Miskin
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Perkuat Tulang Punggung Ekonomi, BRI Salurkan KUR untuk UMKM
-
Data Neraca Transaksi Berjalan Positif, Bagaimana Nasib Dolar AS di Pasar Domestik?
-
Sepakat dengan Purbaya, Mendag Tegaskan Bayar Pajak Tak Bisa Jadikan Impor Pakaian Bekas Legal
-
3 Senjata Cerdas Investasi Rp100 Ribu per Hari untuk Pensiun Mapan Anak Muda
-
Viral BBM Bobibos, Kementerian ESDM Jelaskan Langkah Agar Bisa Dijual Bebas
-
Emiten TRON Fokus Garap Bisnis Infrastruktur Kendaraan Listrik
-
Apa Benar Emiten Properti DADA Berkantor Dekat Warung Kelontong? Manajemen Beri Pembelaan
-
Lowongan Kerja OJK PCAM 9 dan MLE: Kualifikasi, Syarat dan Cara Pendaftaran
-
Menkeu Purbaya: Mana Pemain Saham Gorengan yang Sudah Ditangkap?
-
Harga Bitcoin Terus Merosot Hingga di Bawah USD 90.000, Begini Prospeknya