Bisnis / Keuangan
Rabu, 15 Oktober 2025 | 13:11 WIB
Ilustrasi utang. [pixabay]
Baca 10 detik
  • Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2025 mencapai 431,9 miliar dolar AS, tumbuh melambat menjadi 2,0 persen (yoy).
  • Perlambatan terutama disebabkan oleh turunnya pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pada ULN sektor swasta.
  • Pemerintah tetap mengelola ULN secara hati-hati dan memfokuskan penggunaannya untuk pembiayaan program prioritas yang mendukung ekonomi nasional

Suara.com - Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2025 tumbuh melambat.

Posisi ULN Indonesia pada Agustus 2025 tercatat sebesar 431,9 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 7.160 triliun.

Utang ini  secara tahunan tumbuh 2,0 persen (yoy), namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 4,2 persen (yoy) pada Juli 2025.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan, perkembangan  ini terutama bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN sektor swasta.

" Utang bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN sektor swasta," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Rinciannya,  ULN pemerintah tumbuh melambat. Posisi ULN pemerintah pada Agustus 2025 tercatat sebesar 213,9 miliar Dolar AS, tumbuh sebesar 6,7 persen (yoy).

Bank Indonesia

Angka melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 9,0 persen (yoy) pada Juli 2025.

Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel.

Baca Juga: Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN

Selain itu, pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (23,4 persen dari total ULN Pemerintah), Jasa Pendidikan (17,2 persen), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (15,7 persen), Konstruksi (12,3 persen), Transportasi dan Pergudangan (9,0 persen), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (8,0 persen).

Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 perseb dari total ULN pemerintah.

Sementara itu, ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan.

Posisi ULN swasta tercatat sebesar 194,2 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,1 persen (yoy) pada Agustus 2025, lebih besar dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 0,2 persen (yoy).

Perkembangan ULN swasta tersebut bersumber dari ULN bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi sebesar 1,6 persen (yoy) dan ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang tumbuh melambat menjadi sebesar 0,8 persen (yoy).

Load More