-
Rupiah melemah tipis terhadap Dolar AS pada perdagangan 16 Oktober 2025.
-
Pergerakan mata uang Asia bervariasi, dengan Won Korea menguat paling besar.
-
Pelemahan rupiah dipengaruhi ketegangan dagang AS-China dan meningkatnya utang luar negeri Indonesia
Suara.com - Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan Kamis (16/10/2025) sore.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.15 WIB, mata uang garuda ada di level Rp 16.581 per Dolar AS.
Angka ini melemah 0,03 persen dibandingkan pembukaan pagi tadi yang berada Rp 16.567.
Sedangkan dari data kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) rupoaj di posisi Rp 16.580, posisi ini lebih lemah dibandingkan pada hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.557.
Sementara itu, pergerakan mata uang di Asia bervariasi. Di mana, Dolar Taiwan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ditutup ambles 0,24 persen.
Berikutnya ada Peso Filipina yang ditutup terkoreksi 0,15 persen dan Yen Jepang yang tergelincir 0,14 persen.
Diikuti, Baht Thailand yang bergerak tipis di sore ini.
Sementara itu, Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar Asia setelah melonjak 0,29 persen.
Lalu ada Rupee India yang terkerek 0,23 persen.
Baca Juga: Rupiah Dibuka Perkasa Lawan Dolar AS, Didorong Sentimen Ini
Selanjutnya ada Ringgit Malaysia yang terangkat 0,1 persen dan Dolar Singapura yang menanjak 0,07 persen.
Disusul, Dolar Hongkong yang terapresiasi 0,04 persen.
Kemudian, Yuan China yang terlihat menguat tipis 0,01 persen terhadap the greenback pada hari ini.
Dalam hal ini, Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah didorong oleh faktor eksternal dan internal.
Salah satunya, ketegangan perdagangan AS - China yang kembali muncul menimbulkan risiko penurunan yang "material" terhadap prospek ekonomi, sehingga semakin penting bagi Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga acuannya, kata Gubernur Fed Stephen Miran pada hari Rabu.
Lalu dari segi internal disumbang oleh utang luar negeri Indonesia yang meningkat.
Berita Terkait
-
Aduh, Rupiah Sakit Lagi Lawan Dolar Amerika di Awal Bulan Oktober
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Selasa
-
Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini Imbas Shutdown Pemerintah AS
-
Sempat Demam, Rupiah Mulai Pulih di Level Rp16.673 terhadap Dolar AS
-
Rupiah Ditutup Menguat Senin Sore, Ini Pemicunya
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Cara Transfer Saham di Stockbit dari Sekuritas Lain
-
Bangunan Tercemar Radioaktif, Bapeten Pertimbangkan Pindahkan Warga di Cikande Secara Permanen
-
BRI 130 Tahun: Menguatkan Inklusi Keuangan dari Desa ke Kota
-
PLTN Ditargetkan Beroperasi 2032, Aturan tentang Badan Operasional Tinggal Tunggu Persetujuan
-
Menko Airlangga Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6 Persen di Tengah Bencana
-
Pemerintah Masih Punya PR, 9 Juta KPM Belum Terima BLT Rp 900.000
-
1.000 UMKM Tebar Diskon, Mendag Pede Transaksi Harbolnas Capai Rp 17 Triliun
-
Menkeu Purbaya Wanti-wanti Banjir Sumatra Ancam Pertumbuhan Ekonomi RI
-
Alasan Pemerintah Tetap Gelar Harbolnas di Tengah Isu Daya Beli Lemah