Bisnis / Makro
Jum'at, 05 Desember 2025 | 15:49 WIB
Ilustrasi Bea Cukai. Foto: Kantor Bea Cukai Yogyakarta. [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]
Baca 10 detik
  • Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan memantau langsung DJBC di pelabuhan karena kinerjanya yang dianggap buruk.
  • Menkeu Purbaya memberikan waktu satu tahun kepada Bea Cukai untuk melakukan pembenahan menyeluruh, termasuk penerapan teknologi AI.
  • Dirjen Bea Cukai merespons ancaman pembekuan dengan menyatakan komitmen berbenah secara kultural dan pengawasan mulai tahun 2025.

Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku bakal memantau langsung kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) langsung dari pelabuhan.

Hal ini dilakukan Purbaya untuk menindaklanjuti ultimatum soal Bea Cukai dibekukan karena dianggap memiliki kinerja buruk di masyarakat. Dia memberikan waktu setahun ke depan untuk berbenah.

"Saya akan sering-sering datang ke pelabuhan untuk memastikan mereka enggak main-main lagi," katanya, dikutip dari Antara, Jumat (5/12/2025).

Menkeu Purbaya juga berencana menerapkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) untuk memantau aktivitas kepabeanan dan cukai di pelabuhan.

Khusus pengawasan rokok ilegal, ia juga bakal menggunakan mesin pencacah rokok di awal tahun 2026 mendatang.

“Mungkin akan kami terapkan awal tahun, dan akan berjalan penuh pada Mei atau Juni tahun depan. Jadi, ada sistem baru untuk memonitor di lapangan cukainya palsu atau enggak. Jadi kan serius itu,” ujar dia.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. [Screenshot YouTube Kadin]

Sementara itu Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Djaka Budi Utama merespons ancaman Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang ingin membekukan Bea Cukai jika tak berbenah.

Dirjen Bea Cukai menyebut kalau itu adalah sebuah pernyataan koreksi dari Menkeu. Ia memastikan Bea Cukai akan berusaha lebih baik ke depannya.

“Yang pasti, Bea Cukai bahwa ke depannya, kita ke depan akan berupaya untuk lebih baik,” kata Djaka saat ditemui di Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta, Rabu (3/12/2025). 

Baca Juga: Purbaya Tolak Permintaan Rosan soal Dihapusnya Tagihan Pajak BUMN Sebelum Jadi Danantara

Djaka lalu mengatakan kalau dirinya tak ingin Bea Cukai dibekukan seperti tahun 1985-1995 lalu, di mana Presiden Soeharto membekukan DJBC karena banyaknya pungutan liar. 

Kala itu, tugas pengawasan dialihkan ke perusahaan swasta asal Swiss, Societe Generale de Surveillance (SGS).

“Apa yang menjadi sejarah kelam tahun 1985-1995 itu, kita tidak ingin itu terjadi ataupun diulangi oleh Bea Cukai. Sehingga tentunya bahwa Bea Cukai harus berbenah diri untuk menghilangkan image negatif,” papar dia.

Dirjen Bea Cukai Kemenkeu, Djaka Budi Utama saat ditemui di Kanwil Bea Cukai Jakarta, Rabu (3/12/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]

Untuk itu, Djaka akan membenahi Bea Cukai mulai dari kultur, peningkatan kinerja, hingga memperketat pengawasan baik itu di bandara maupun pelabuhan.

Ia memaparkan kalau Bea Cukai saat ini mulai berbenah dengan menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menghindari praktik under invoice atau pemalsuan nilai barang ekspor impor.

“Jadi alat-alat yang kita punya kita kembangkan dengan kemampuan AI. Sedikit demi sedikit, walaupun belum sempurna tapi kita sudah berupaya untuk mengarah ke sana,” bebernya.

Load More