Lembaga Studi Internasional (IIS) Departemen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) terus mengkampanyekan perlucutan senjata nuklir melalui berbagai program yang digelar di dalam negeri maupun partisipasi kegiatan internasional.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (24/2/2017), peneliti dari IIS UGM Muhadi Sugiono menyampaikan aspirasinya mengenai perlucutan senjata pada Kelompok Kerja "Open-Ended Working Group" (OEWG) mengenai Perlucutan Nuklir pada 2016 di Jenewa, Swiss.
OEWG adalah pertemuan resmi PBB yang melibatkan partisipasi publik, baik organisasi non-pemerintah maupun perwakilan dari masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Muhadi menyampaikan sebuah kertas kerja berjudul "Non-Nuclear-Weapon States and a Treaty Prohibiting Nuclear Weapons" atau "Negara Tanpa Senjata Nuklir dan Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir", di hadapan majelis kongres resmi PBB.
Dalam kertas kerja tersebut terdapat 14 kebijakan dan praktik negara-negara non-senjata nuklir yang masih menghambat upaya perlucutan senjata nuklir.
Akhirnya pada Januari 2017, PBB menyepakati diadakan negosiasi perlucutan nuklir yang akan diselenggarakan tahun ini.
"Negosiasi ini bukanlah klimaks dari usaha seluruh aktivitas di dunia dalam menyuarakan perlucutan senjata nuklir global. Kita harus terus berjuang agar perlucutan itu dapat terlaksana," ujar Muhadi.
Dia menjelaskan bahwa seperti senjata pembunuh massal lainnya, senjata nuklir tidak pandang bulu ketika digunakan. "Seluruh area sekitar ledakan nuklir akan terkena dampaknya, termasuk masyarakat sipil," ujarnya pula.
Baca Juga: Senjata Nuklir Korut Sanggup Tembus AS, Trump: Tidak Mungkin
Muhadi mencontohkan dampak bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, para korbannya hingga kini harus menanggung luka maupun kelainan genetik karena ledakan tersebut.
"Tidak saja berbahaya bagi kehidupan manusia, dampak ledakan nuklir akan berpengaruh pada lingkungan dan iklim dalam jangka panjang," katanya lagi.
Argumen kemanusiaan itulah yang sering disampaikan oleh IIS dalam setiap kampanye dan advokasinya.
Sedangkan di dalam negeri, IIS gencar melakukan kampanye perlucutan senjata nuklir, antara lain melalui seminar bertema "Menuju Dunia Bebas Senjata Nuklir", dan beberapa forum diskusi lainnya di Jakarta, Malang, dan Padang. (Antara)
Berita Terkait
-
Berencana Habisi Muslim dan Obama, Warga AS Dipenjara 30 Tahun
-
Komputer Tua dengan Disket 8 Inci Kendalikan Senjata Nuklir AS
-
Usul Donald Trump Bertemu Kim Jong Un Ditolak Mentah-mentah
-
Bela Uji Coba Rudal Nuklir Iran, Rusia: Tak Langgar Resolusi PBB
-
Trump Usulkan Jepang dan Korsel Boleh Bikin Senjata Nuklir
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan