Suara.com - Muhammad Zaini Misrin, tenaga kerja Indonesia asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur, dieksekusi mati melalui cara dipancung di Arab Saudi.
Misrin tanpa ampun dipancung oleh algojo Saudi pada Minggu (18/3) akhir pekan lalu.
Sementara Kementerian Luar Negeri RI mengakui tak terlebih dulu diberitahukan otoritas Kerajaan Saudi terkait eksekusi tersebut.
"Betul," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal soal eksekusi Zaini Misrin melalui pesan singkat kepada Antara, Senin (19/3/2018).
Iqbal menegaskan, otoritas Kerajaan Arab Saudi sama sekali tidak memberitahukan eksekusi mati tersebut.
“Mereka juga tak menyampaikan mandatory consular notification. Kami sendiri mengetahui itu dari teman-teman lembaga swadaya masyarakat,” ungkapnya.
Berdasarkan catatan Migrant Care, lembaga nirlaba advokasi TKI, kasus Zaini hingga dirinya dipancung berawal pada tahun 2004.
Ketika itu, Zaini yang sudah sejak tahun 1992 bekerja di Saudi, ditangkap aparat kepolisian setempat atas tuduhan membunuh majikannya, Abdullah bin Umar Muhammad Al Sindy.
Polisi Saudi menyediakan jasa penerjemah bagi Zaini yang belum lancar benar berbahasa Arab. Tapi, penerjemah itu justru membujuk Zaini mengakui diri sebagai pembunuh Abdullah.
Baca Juga: Digaji Rp51 Juta oleh Anies, Mantan Dirut PLN Dapat Pujian Sandi
Setelah melalui persidangan selama 4 tahun, Zaini akhirnya divonis hukuman mati pada 17 November 2008.
Selang setahun, 2009, Konsulat Jenderal Republik Indonesia melayangkan surat permohonan kepada instansi kementerian luar negeri Saudi untuk membebaskan Zaini.
Pasalnya, Zaini berkukuh tak membunuh sang majikan. Menurut pengakuan Zaini, terdapat TKI lain di lokasi yang merupakan pembunuh Abdullah.
Selain melayangkan surat permohonan, KJRI juga mengajukan upaya banding untuk menganulir hukuman mati bagi Zaini.
Namun, upaya itu tak berhasil.
Tahun 2015, setahun setelah dilantik menjadi Presiden RI, Joko Widodo ketika melawat ke Saudi juga meminta Zaini dan TKI yang terancam hukuman mati dibebaskan.
Permintaan itu disampaikan Jokowi secara langsung kepada Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Hal yang sama juga diutarakan Jokowi, ketika Raja Salman mengunjungi Indonesia tahun 2017.
Tak hanya itu, pada tahun yang sama, Jokowi lantas menindaklanjuti pembicaraannya bersama Raja Salman, dengan mengirimkan surat permohonan agar Zaini dibebaskan.
Tapi, semua upaya tersebut tak berbuah hasil. Zaini lantas benar-benar dipancung pada Minggu akhir pekan lalu.
Berita Terkait
-
Zaini Misrin, TKI Asal Madura Dipancung di Arab Saudi
-
Demi Jadi Raja Saudi, Pangeran Mohammed Buang Ibu Kandungnya
-
Ke Inggris, Putra Mahkota Arab Saudi Disambut Demonstrasi Massa
-
Arab Saudi Keluarkan Visa Turis Buat Perempuan Tanpa Pendamping
-
Pertama Dalam Sejarah, Wanita Arab Saudi Boleh Jadi Tentara
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu