Suara.com - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan tiga saksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan kekerasan terhadap M. Kece atas terdakwa Irjen Napoleon Bonaparte. Ketiga saksi merupakan terdakwa dengan kasus yang sama, namun berbeda nomor perkara.
Mereka bertiga adalah Harmeniko alias Choky alias Pak RT, Djafar Hamzah, dan Himawan Prasetyo. Mula-mula, JPU bertanya kepada sosok Choky alias Pak RT.
Nama Pak RT adalah sebutan Choky di Rutan Bareskrim Polri. Dia dipilih oleh warga Rutan untuk memenuhi kebutuhan tahanan layaknya warga di sebuah pemukiman penduduk.
Pak RT mengaku tahu jika akan ada sosok Kece sebagai tahanan baru. Kala itu, dia menonton berita di televisi yang melaporkan bahwa Kece tersandung kasus penistaan agama.
"Ketika saudara Kace mau masuk tahu berita di TV, bahwasanya ada penista agama ditangkap Bareskrim," kata Pak RT di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (7/7/2022).
Kece masuk ke Rutan Bareskrim pada tanggal 25 Agustus 2021 sekitar pukul 22.00 WIB. Pak RT yang saat itu sedang beristirahat di kamar sel 22 diminta petugas menyiapkan kamar sel isolasi nomor 11 untuk tahanan baru.
Dalam keterangannya, Pak RT mengatakan jika sosok Napoleon sempat berkata agar Kece diperiksa terlebih dahulu. Hal itu sebagai antisipasi kalau-kalau Kece membawa barang membahayakan.
"Ditanyakan ke saya, iya saya yang mengarahkan, setelah itu saya antar ke kamar 11. Kemudian Pak Kece masuk, terus Pak Napoleon bilang periksa dulu barangnya, takut ada barang yang membahayakan seperti kain panjang," jelas Pak RT.
Napoleon kemudian meminta Bripda Asep Sigit selaku petugas jaga untuk berbicara empat mata dengan Kece. Kata Pak RT, eks Kadiv Hubinter Bareskrim Polri itu juga memerintahkan agar gembok sel tahanan Kece diganti.
Baca Juga: M Kece Dianiaya hingga Dilumuri Tinja, Pak RT di Rutan Bareskrim jadi Saksi Sidang Irjen Napoleon
Adapun tujuan dari gembok yang diganti agar Napoleon bisa masuk ke kamar Kece. Memasuki pukul 00.00 WIB Pak RT membangunkan Napoleon.
"Pak Kece tidak tahu awalnya kalau Napoleon jenderal, saya yang memperkenalkan kami ngobrol sebentar soal rutan, perkara. Lalu, Napoleon nanya kenapa Pak Kace melakukan penistaan agama tujuannya apa?" kata Pak RT menirukan ucapan Napoleon.
Dalam perbincangan itu, Napoleon bertanya mengapa sosok Kece melakukan penistaan agama.
"(Jawaban M. Kece), Kosman dulu pernah nyantri terus asal usul, terus saya (M. Kece) mau menyadarkan orang islam bahwa Nabi Muhammad dikerumuni jin. Terdakwa (Napoleon tanya), bapak tahu dari mana?" Beber Pak RT.
Obrolan itu, lanjut Pak RT berlangsung kurang lebih satu jam. Singkatnya, Napoleon marah lantaran pernyataan Kece telah menghina Nabi Muhammad. Pasalnya, Kece sempat bertanya soal agama kepada Napoleon. Pak RT yang menirukan dialog saat itu mengatakan, Kece hendak menyadarkan Napoleon karena beragama islam.
"Sampai pada puncaknya yang menjadi kemarahan terdakwa, bapak agamanya apa? Saudara Kosman nanya ke terdakwa sambil menaikan satu kaki. Oh bapak (Napoleon) Islam, bapak harus saya (M. Kece) sadarkan karena bapak sudah dibohongi oleh Muhammad bin Abdullah nah itu menjadi terdakwa marah," tegas Pak RT.
Berita Terkait
-
M Kece Dianiaya hingga Dilumuri Tinja, Pak RT di Rutan Bareskrim jadi Saksi Sidang Irjen Napoleon
-
Cabut Keterangan di BAP, Saksi Ini Sebut Irjen Napoleon Tidak Pukul M Kece Setelah Lumuri Kotoran Manusia
-
Kuasa Hukum Napoleon Keberatan Soal Tak Ada Barbuk Kotoran yang Digunakan untuk Lumuri Wajah Kece
-
Sebut Nabi Muhammad Berambut Gondrong dan Bungkuk, M Kece Sempat Debat Hadis dengan Panglima Laskar FPI di Penjara
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal