Suara.com - Di beberapa bagian wilayah di negara bagian Northern Territory, atau Kawasan Australia Utara, para perempuan pribumi Australia, atau dikenal dengan sebutan suku Aborigin, tak punya tempat untuk berlindung.
PERINGATAN: Artikel ini memuat nama dan gambar warga Pribumi Australia yang sudah meninggal dan kami sudah mendapat izin dari keluarga untuk memuatnya.
Ada semakin banyak perempuan Pribumi Australia, sebagian besar adalah para ibu, yang tewas karena kekerasan domestik dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Kami menderita. Kami memerlukan pertolongan," kata Connie Shaw, teman dari R Rubuntja, yang tewas tahun lalu di tangan pasangannya.
"Kami sudah lelah menangis, kami sudah lelah menderita, kami dalam kesakitan, kami sudah merasa muak."
Para perempuan Pribumi Australia di negara bagian tersebut bertanya, mengapa hanya ada sedikit layanan bantuan padahal Kawasan Australia Utara mencatat tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.
Karena jumlah penduduknya yang sedikit, Kawasan Australia Utara hanya mendapat dana 1,8 persen dari keseluruhan AU$260 juta dana dari pemerintah federal Australia untuk menangani masalah kekerasan domestik dan KDRT.
Pemerintah federal Australia membagi dana kepada negara bagian berdasarkan jumlah penduduk dalam proyek selama dua tahun untuk mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan dan remaja putri.
Menurut laporan program Four Corners dari ABC, Kawasan Australia Utara pernah minta dukungan dari negara bagian lain agar jumlah dana ditingkatkan berdasarkan kebutuhan, bukan jumlah penduduk.
Jika model pendanaan berdasarkan kebutuhan, maka akan ada lebih banyak dana yang dialokasikan ke Kawasan Australia Utara.
Menurut Kate Worden, Menteri Urusan Pencegahan KDRT di Kawasan Australia Utara, negara bagian seperti Australia Selatan, Australia Barat, Queensland dan New South Wales mengakui adanya kebutuhan tersebut, tapi tidak menjanjikan akan menyetujui model pendanaan berdasarkan kebutuhan.
"Ini sangat mengecewakan walau sudah kita duga akan terjadi sebelumnya," katanya.
Dia mengatakan negara bagian lain malah mempertanyakan "akurasi data dalam menentukan kebutuhan dana masing-masing negara bagian".
"Perdebatan mengenai metodologi dalam menentukan pendanaan berdasarkan kebutuhan ini menjadi masalah utama," katanya.
Chay Brown, seorang pengamat dan pakar terkait KDRT di Australian National University (ANU), mengatakan pendanaan yang ada saat ini sangatlah tidak berimbang.
Berita Terkait
-
Bunuh Anak Buah Gegara Masalah Cewek, Kompol Yogi dan Ipda Haris Mendadak Pindah ke Rutan, Mengapa?
-
Teriakan Pecah Dini Hari! Detik-detik Terapis Muda Ditemukan Tewas di Pejaten Barat
-
Divonis 9 Tahun Penjara, Hukuman Vadel Badjideh Dibandingkan dengan Pembunuh Bocah di Kaltim
-
Motif Utang Ratusan Juta di Balik Insiden Berdarah Lansia Kebon Jeruk Tewas Ditikam Kerabat Sendiri
-
gegara Jual Tangki untuk Bayar Utang, Agen Gas di Kebon Jeruk Tewas Mengenaskan Dihujam Tikaman
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?