Dua politikus, yakni Marzuki Alie dan Jimly Asshidiqie tampak turut serta dalam menyambut Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto di kediaman Prabowo Subianto yang berada di Hambalang, Jawa Barat, pada Senin (1/5/2023).
Kehadiran dua politisi tersebut pun menjadi perhatian. Hal tersebut karena keduanya menggunakan pakaian batik, berbeda dengan para kader Gerindra yang menghadiri penyambutan Wiranto tersebut yang menggunakan kemeja putih dipadukan dengan celana coklat.
Kedua politisi tersebut tampak menyaksikan Prabowo dan Wiranto pada momen pertemuannya tersebut. Ikut mendampingi Prabowo meskipun bukan merupakan kader Partai Gerindra, Marzuki mengaku bahwa ia adalah sahabat dari Prabowo.
Lantas, seperti apakah rekam jejak dua tokoh yang ikut Wiranto sowan ke Prabowo tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Rekam Jejak Marzuki Alie
Marzuki Alie merupakan mantan Ketua DPR RI untuk periode 2009-2014 yang juga merupakan kader Demokrat. Di Partai Demokrat, Marzuki Alie pernah menduduki jabatan strategis sebagai Sekretaris Jenderal saat Demokrat di bawah pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tak hanya itu, ia juga pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi Demokrat. Marzuki Alie juga pernah maju dalam Kongres Demokrat, tetapi ia kalah dengan Anas Urbaningrum.
Pria yang lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 6 November 1955 tersebut bergabung sebagai fungsionaris DPP Partai Demokrat sejak tahun 2003 silam.
Sebelum ia menempati jabatan sebagai Sekjen Demokrat, Marzuki mulanya mengawali karir politik di kampung halamannya yakni Palembang.
Baca Juga: Teka-teki Kunjungan Wiranto ke Rumah Prabowo, Isu Duet di Pilpres 2024 Menguat
Pada tahun 2004-2005, Marzuki pernah menjadi anggota Majelis Pertimbangan Daerah Partai Demokrat Sumatera Selatan. Masih pada periode yang sama, ia juga berhasil menempati jabatan sebagai anggota Dewan Pembina DPP Angkatan Muda Demokrat Indonesia (AMDI).
Dalam meniti kariernya di dunia politik, Marzuki terbilang cukup beruntung karena dalam kurun waktu kurang dari enam tahun, Marzuki sudah menjadi pemimpin di DPR.
Selang setahun ia lengser dari jabatannya sebagai Ketua DPR, Marzuki Alie tak lagi masuk ke dalam kepengurusan partai untuk masa bakti 2015-2020.
Hal tersebut juga yang menjadikan Marzuki Alie mulai memutuskan untuk keluar dari partai tersebut karena merasa disingkirkan.
Rekam Jimly Asshidiqie
Berbeda dengan Marzuki Alie yang sudah sejak awal meniti karier di bidang politik, Jimly Asshidiqie dikenal sebagai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI. Tak hanya itu, ia juga pernah berkarier di bidang tenaga kependidikan seperti misalnya menjadi seorang pengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1981.
Pada tahun 1998, Jimly diangkat sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara, dan pada tahun 2003 ia berhenti menjadi seorang PNS selama ia menduduki jabatan sebagai Hakim Konstitusi. Karena jabatannya tersebut, ia bahkan disandang status Guru Besar Luar Biasa.
Ia juga pernah menjadi anggota Tim Ahli Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada periode 1988-1993. Ia juga pernah menjadi Sekretaris Dewan Penegakan Keamanan dan Sistem Hukum pada tahun 1999.
Jimly juga pernah menjadi staf ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pada tahun 2003 - 2008, Jimly pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi. Ia juga dikenal pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Jimly dikenal sebagai sosok fenomenal yang memperjuangkan kepentingan seluruh kelompok maupun golongan. Ia bukanlah tokoh dari partai politik, tetapi dikenal oleh orang-orang dari berbagai kalangan.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Berita Terkait
-
Mantan Ketum Hanura Blak-blakan Kader Militannya Pindah ke Gerindra dan PPP
-
Wiranto Wara-wiri 'Jualan' ke Gerindra dan PPP, Hanura: Hiburan di Hari Tua
-
Adu Hasil Survei Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo, Bagaimana Hasilnya?
-
Capres yang Diundang di Acara Partai Buruh Tidak Datang, Siapa Sih?
-
Teka-teki Kunjungan Wiranto ke Rumah Prabowo, Isu Duet di Pilpres 2024 Menguat
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo