Menariknya, dua pekerjaan itu dilakoni oleh Raisi meski jarak antar dua kota itu berjauhan. Jarak antara wilayah Karaj ke Hamadan sekitar 300 km.
Empat tahun setelah menjadi jaksa di dua wilayah itu, Raisi kemudian diangkat menjadi wakil jaksa di Teheran. Kinerjnya terus moncer hingga pada 1988 ia ditempatkan khusus di bawah perhatian langsung Ruhollah Musavi Khomeini, pemimpin tertinggi Iran yang pertama.
Perannya di dunia peradilan Iran membuat Raisi disebut-sebut sebagai bagian dari empat orang yang terlibat dalam eksekusi tahanan politik Iran pada 1988. Ketiga orang lainnya lain adalah Morteza Eshraghi (Jaksa Teheran), Hossein-Ali Nayeri (Hakim) dan Mostafa Pourmohammadi.
Pasca wafatnya Khomeini dan terpilihnya Ali Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi yang baru , Raisi diangkat menjadi jaksa Teheran oleh Ketua Hakim yang baru diangkat Mohammad Yazdi.
Tugas ini diembannya selama lima tahun dari tahun 1989 hingga 1994. Nama Raisi terus menyita perhatian publik Iran. Pada Pilpres 2017, Raisi menjadi calon presiden Front Pasukan Revolusi Islam (JAMNA).
Namun ia kalah di Pilpres 2017. Raisi hanya memperoleh 15.786.449 dari 42.382.390 (38,30% suara). Dia kalah dari presiden petahana Hassan Rouhani. Baru pada 2021 ia sukses meraih kemenangan di Pilpres.
Pada Pilpres 2021, Raisi meraih suara pemilih sebanyak 63 persen. Namun, menurut banyak pengamat, pemilihan presiden Iran tahun 2021 dicurangi dan menguntungkan Raisi.
Raisi menikah dengan Jamileh Alamolhoda, putri Imam Sholat Jumat Masyhad, Ahmad Alamolhoda. Pasangan ini dianugrahi dua orang anak perempuan.
Salah satu putri mereka belajar di Universitas Sharif dan yang lainnya di Universitas Teheran.
Baca Juga: Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan Hancur di Perbukitan, Tak Ada Tanda-tanda Selamat
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO