Inilah dampak jangka panjang yang paling merusak. Sejarawan senior LIPI (kini BRIN), Asvi Warman Adam, adalah salah satu suara paling vokal menentang indoktrinasi sejarah.
"Ketika negara memaksakan satu versi kebenaran sejarah, maka yang mati bukan hanya sejarah itu sendiri, tapi juga nalar kritis generasi penerusnya," tegas Asvi.
"Pendidikan sejarah seharusnya menjadi ajang dialog, bukan doktrin. Siswa harus diajarkan cara bertanya 'mengapa' dan 'bagaimana', bukan hanya 'apa' dan 'kapan'. Jika tidak, kita hanya akan mencetak generasi penghafal, bukan pemikir."
Jadilah Generasi Kritis, Bukan Pasif
Debat tentang sejarah adalah hal yang sehat, namun harus tetap berada di koridor akademis yang bertanggung jawab.
Agenda "tulis ulang sejarah" yang didorong oleh kepentingan politik adalah jalan pintas menuju perpecahan.
Bagi kita, generasi muda, tugasnya bukanlah menelan mentah-mentah narasi dari satu pihak saja, baik itu versi Orde Baru maupun versi "pelurusan" dari politisi.
Tugas kita adalah menjadi generasi yang kritis: membaca dari berbagai sumber, mendengarkan suara para korban yang terbungkam, dan memahami bahwa sejarah seringkali tidak hitam-putih.
Bagaimana menurutmu? Perlukah sejarah bangsa ini ditulis ulang oleh negara, atau sebaiknya kita membuka semua arsip dan membiarkan publik serta sejarawan menilainya secara terbuka?
Baca Juga: Bonnie Triyana: Hentikan Penulisan Ulang Sejarah versi Fadli Zon
Berita Terkait
-
Bonnie Triyana: Hentikan Penulisan Ulang Sejarah versi Fadli Zon
-
5 Kontroversi Fadli Zon: Like Konten Begituan dan Sering Sindir Presiden
-
Beda dengan Fadli Zon, Pidato Habibie Akui Pemerkosaan di Peristiwa 98 Kembali Viral
-
Klarifikasi Soal Pemerkosaan Massal, Baskara Putra Soroti Tak Adanya Permintaan Maaf dari Fadli Zon
-
Menbud Fadli Zon: Coba Bayangkan jika Bangsa Kita Dicap Pemerkosa Massal
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo