Suara.com - Demi mengantisipasi datangnya krisis pangan dunia, yang diprediksi badan pangan dunia (FAO), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM), mengajak masyarakat untuk menanam tanaman pangan dan meningkatkan koperasi pangan.
"Selain mendorong gerakan masyarakat untuk menanam tanaman pangan, kita juga harus terus meningkatkan koperasi pangan sebagai bentuk antisipasi datangnya krisis pangan," kata Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM), Teten Masduki, saat mengunjungi Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq di kawasan Ciburial, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/6/2020).
Menurutnya, saat krisis pangan terjadi, maka takkan ada lagi negara yang menjual produk pangannya.
"Selain mendorong gerakan masyarakat untuk menanam tanaman pangan, kita juga harus terus meningkatkan koperasi pangan, sebagai bentuk antisipasi datangnya krisis pangan," tambahnya.
Menurut Teten, Koppontren Al Ittifaq merupakan salah satu koperasi sektor riil yang bergerak di sektor pangan, yang ke depan akan dikembangkan sebagai role model.
"Kemenkop akan mem-backup koperasi atau koppontren seperti itu melalui pembiayaan LPDB-KUMKM. Kita akan memprioritaskan sektor pangan," ucap Teten.
Dengan menerapkan sistem online, Teten yakin, Koppontren Al Ittifaq bakal menjadi percontohan bagi koppotren lainnya di Indonesia.
"Karena pesantren ini sudah transformatif, pro teknologi, dan sudah melek IT, kita akan mempercepat transformasi digitalisasi ekonomi, terutama untuk KUMKM," imbuh Teten.
Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, sektor usaha yang sangat terdampak pandemi Covid-19 adalah perdagangan, jasa, dan industri.
Baca Juga: Pasca Social Distancing, KSP BaloTa Minta Angsuran ke LPDB Ditunda
"Sektor pertanian hanya sedikit yang terkena dampak. Kita punya program strategis One Pesantren One Product. Insya Allah, mulai Agustus mendatang, ekonomi kita melaju kembali," tandas Emil.
LPDB Beri Modal Kerja
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo mengungkapkan, minggu depan akan dilakukan akad kredit pembiayaan dana bergulir sebesar Rp 7,3 miliar untuk Koppontren Al Ittifaq.
"Dana bergulir itu merupakan modal kerja dan infrastruktur untuk kepentingan ekspor produk," kata Supomo.
Akad pembiayaan menggunakan pola akad Mudharabah untuk modal kerja, dengan nisbah bagi hasil 30 persen untuk LPDB-KUMKM dan 70 persen untuk koperasi. Sedangkan akad Murabahah untuk investasi dengan margin sebesar 3 persen per tahun, atau 15 persen selama lima tahun dari harga beli.
Berita Terkait
-
Pelaku Usaha Mikro Butuh Kehadiran Koperasi atau Koperasi Syariah
-
Di Masa Pandemi, Koperasi Diberikan Relaksasi Restrukturisasi Pinjaman
-
Terdampak Covid-19, LPDB Restrukturisasi Kredit Koperasi dan UMKM
-
LPDB : Pinjaman Dana Bergulir hanya Disalurkan Melalui Koperasi
-
Jelang Ramadan, LPDB Salurkan Pinjaman Rp 50 Miliar ke Kospin Jaya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
Terkini
-
6 Perumahan Subsidi Murah di Depok, Harga Mulai 140 Jutaan
-
Banyak Wisatawan Asing, Harga Tanah di Negara Ini Mencapai Rp 5,2 Miliar per Meter
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Hati-hati QRIS Bodong, Modus Ini Dipakai Pelaku
-
Bukti Nyata Kekuatan Emas: Investasi Sejak Tahun 1987, dari Ratusan Ribu Jadi Puluhan Juta Rupiah
-
Kuota Impor, SPBU Swasta, dan Konsistensi Kebijakan
-
Pekerjaan M. Qodari Sebelum Jabat KSP, Hartanya Tembus Rp 260 Miliar
-
Kabar Gembira untuk UMKM! Pajak Final 0,5 Persen Diperpanjang Hingga 2029, Beban Usaha Makin Ringan!
-
Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber
-
Penyaluran Kredit Meski Gacor Demi Pertumbuhan Ekonomi Konsisten di 5 Persen