Bisnis / Keuangan
Jum'at, 26 September 2025 | 09:34 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan mengerahkan segara cara untuk menjaga nilai tukar rupiah. [Antara]
Baca 10 detik
  • BI menggunakan seluruh instrumen yang tersedia untuk menjaga nilai tukar rupiah.
  • Rupiah ditutup di posisi Rp16.749 per dolar AS pada Kamis kemarin, turun 64 poin.

  • BI mengajak seluruh pelaku pasar untuk turut bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan yang kondusif.

Suara.com - Bank Indonesia terus bekerja keras, menggunakan seluruh instrumen yang tersedia untuk menjaga nilai tukar rupiah yang terus melemah dalam beberapa pekan terakhir.

Gubernur BI Perry Warjiyo bahkan mengatakan pihaknya akan secara bold menggunakan seluruh instrumen yang ada, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, domestic non deliverable forward (DNDF), pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder maupun luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus menerus, melalui intervensi Non Deliverable Forward (NDF).

"Bank Indonesia yakin bahwa seluruh upaya yang dilakukan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah, sesuai nilai fundamentalnya," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Bank Indonesia juga mengajak seluruh pelaku pasar untuk turut bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan yang kondusif. Tentunya, BI terus bekerjasama dalam menjaga nilai tukar rupiah.

"Sehingga, stabilitas nilai tukar rupiah dapat tercapai dengan baik," tegas dia.

Sebelumnya rupiah ditutup di posisi Rp16.749 per dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pasar spot pada Kamis (25/9/2025).

Mata uang Garuda turun 64 poin atau minus 0,39 persen. Sedangkan, Dolar Hong Kong naik 0,13 persen, peso Filipina turun 0,19 persen, dan yen Jepang naik 0,15 persen.

Ringgit Malaysia juga turun tipis 0,01 persen, dolar Singapura naik 0,02 persen, won Korea Selatan naik 0,25 persen, dan baht Thailand turun 0,25 persen.

Baca Juga: Rupiah Terkapar, Ini Daftar Nilai Tukar Rupiah di 8 Bank

Load More