- Kementerian Perindustrian menyatakan industri otomotif menghadapi tekanan serius meskipun penjualan kendaraan listrik (EV) impor meningkat tajam.
- Penjualan kendaraan non-EV domestik utama mengalami penurunan signifikan, jauh di bawah kapasitas produksi tahunan saat ini.
- Pemerintah dan komunitas otomotif menekankan perlunya insentif baru untuk menjaga daya saing dan melindungi lapangan kerja.
Data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil sepanjang Januari–Oktober 2025 secara wholesales hanya 634.844 unit, turun 10,6 persen dari tahun sebelumnya.
Penjualan retail sales juga melemah menjadi 660.659 unit, turun 9,6 persen dari 2024. Kondisi ini memperkuat kesimpulan bahwa pasar domestik belum kembali pulih.
Kemenperin menyebut insentif otomotif menjadi instrumen penting dalam upaya memulihkan pasar kendaraan bermotor dan menjaga keberlanjutan industri nasional.
Febri menilai insentif tidak hanya bermanfaat bagi pelaku industri, tetapi juga bagi konsumen.
Ia menyatakan dukungan fiskal dapat membantu menurunkan harga kendaraan dan mempertahankan daya beli masyarakat kelas menengah serta pembeli mobil pertama.
“Walaupun Kemenperin belum merumuskan jenis, bentuk dan target insentif/stimulus, tapi usulannya akan mengarah ke segmen kelas menengah-bawah dan didasarkan pada nilai TKDN,” ungkapnya.
Kemenperin juga mencatat penurunan signifikan pada sejumlah segmen kendaraan yang menjadi tulang punggung industri.
Segmen entry (OTR < Rp200 juta) turun 40 persen, segmen low (Rp200–400 juta) turun 36 persen, dan segmen kendaraan komersial turun 23 persen.
Ketiga segmen tersebut selama ini menjadi penyerap produksi terbesar sekaligus berkontribusi besar terhadap tenaga kerja industri otomotif.
Baca Juga: Insentif Otomotif 2026 Belum Jelas, Pemerintah Klaim Industri Sudah Kuat
Menurut Febri, tekanan pasar yang terjadi secara bersamaan dapat berdampak lebih luas pada industri komponen dan investasi sektor otomotif.
“Tidak adanya intervensi kebijakan akan membuat tekanan ini semakin dalam, dan efeknya dapat memengaruhi struktur industri secara keseluruhan,” ujarnya.
Dorongan pemberian insentif juga muncul dari komunitas otomotif. Founder Xpander Mitsubishi Owners Club (X-MOC), Sonny Eka Putra, menilai insentif sebaiknya disesuaikan kebutuhan masing-masing segmen.
“Kalau saya ngelihatnya case by case. Ini sebetulnya juga berlaku untuk mobil listrik. Maksudnya insentif itu diperlukan untuk mobil kalangan menengah ke bawah biar tepat sasaran. Kalau yang di segmen atas itu nggak wajib malah,” tuturnya.
Sonny menilai konsumen kelas menengah ke atas tidak membutuhkan insentif karena dianggap mampu membeli tanpa dukungan fiskal.
"Mobil hybrid saja sebetulnya harganya biasanya lebih mahal. Baru yang kemarin keluar Veloz harganya di bawah Rp 300 juta. Tapi yang pasti mobil menengah ke atas itu memang jangan sampai ada insentif, karena dianggap mereka (konsumen) mampu membeli,” imbuhnya.
Berita Terkait
-
Manufaktur Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Badai Global, Apa Rahasianya?
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
Menkeu Purbaya: Mana Pemain Saham Gorengan yang Sudah Ditangkap?
-
Aletra Buka Dealer Baru untuk Perkuat Layanan EV
-
Temui Kemenperin demi Jualan iPhone 16, Apple: Diskusi Bagus
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Saham INET Meroket Lagi Hari Ini: YTD Tembus 1.200 Persen, Ada Update Right Issue
-
PNM Kirim Karyawan Terbaik ke Malaysia, Singapura, dan Tanah Suci: Penghargaan Atas Integritas
-
Bea Cukai Musnahkan Rokok Ilegal dan Miras, Selamatkan Kerugian Negara Rp 31,6 Miliar
-
Kemenkeu Finalisasi PMK Kepatuhan Wajib Pajak, Cek Dua Jenis Pengawasannya
-
Menperin Beberkan Industri Indonesia Masih Kuat, Ini Buktinya
-
Kantor Bea Cukai Digeledah Kejagung, Dirjen: Belum Tentu Lakukan Kesalahan
-
Cabai Rawit Merah Melonjak 5 Persen, Harga Pangan Lainnya Bergerak Tipis di Pasar Nasional
-
Bahlil Minta SPBU di Aceh, Sumut, Sumbar Beroperasi 24 Jam
-
Bea Cukai Terancam Dibekukan Purbaya, Dirjen: Apa Mau Dirumahkan Makan Gaji Buta?
-
Masyarakat di Aceh, Sumut, Sumbar Tak Perlu Tunjukkan Barcode Saat Beli BBM Subsidi