Suara.com - Jurnalis dan pendiri Watchdoc Documentary, Dandhy Dwi Laksono menyerukan agar mahasiswa tidak gentar setelah statusnya ditetapkan sebagai tersangka dan penangkapan musisi Ananda Badudu oleh Polda Metro Jaya.
Menurutnya, Mahasiswa harus tetap fokus memperjuangkan 7 tuntutan yang disuarakan dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR.
Dandhy menyampaikan tindakan aparat terhadap dirinya dan Ananda Badudu hanyalah masalah kecil yang tidak boleh menyurutkan perjuangan mahasiswa meskipun di atas kertas 7 tuntutan mereka akan sulit dipenuhi oleh pemerintah.
"Saya pikir juga tidak ada orang yang pada saat itu berani membayangkan Uni Soviet bisa runtuh, Tembok Berlin segede itu bisa jebol, Timor Leste bisa merdeka, juga tidak ada yang bisa membayangkan bahwa Suharto yang 32 tahun bisa jatuh dalam hitungan 12 hari, sejak Peristiwa Trisakti, misalnya," kata Dandhy di Kantor Aliansi Jurnalis Independen, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019).
"Saya pikir ada atau tidak ada kasus saya dan Ananda Badudu, teman-teman tetap akan bergerak, mereka sudah menolak ketemu Presiden dan saya pikir ini awal sikap yang luar biasa," kata Dhandy.
"Mereka tidak mau bernegosiasi sendiri, mereka tahu ini masalah rakyat bukan masalah mahasiswa dengan presiden, ini soal Indonesia dengan oligarki, dan saya senang," sambungnya.
Sutradara film dokumenter Sexy Killers itu menyebut kepentingan rakyat Indonesia yang ada di dalam 7 tuntutan itulah yang harus menjadi fokus Mahasiwa ketimbang meratapi kasus yang menimpa aktivis mulai dari Veronica Koman, Ananda Badudu, Surya Anta dan lain-lain.
"Sekali lagi saya menyatakan bahwa saya, Ananda Badudu, adalah kasus-kasus yang kecil dari kasus-kasus yang diangkat dari tujuh tuntutan itu, ada tahanan politik hari ini, ada Surya Anta, ada Ambrosius Morait ada warga papua yang juga kena pasal makar, ada Veronika Koman, saya tidak terhitung lagi kawan-kawan di papua yang saya tidak hafal namanya," ucapnya.
Lebih lanjut, dia juga meminta media untuk tidak terlalu tefokus pada kasusnya melainkan turut memperjuangan tujuh tuntutan yang tengah diperjuangankan Mahasiswa.
Baca Juga: Kirim Uang Rp 10 Juta ke Mahasiswa UIN, Alasan Polisi Periksa Ananda Badudu
"Saya pikir ini puncak es, teman-teman (media) dikasih pusat perhatian yang namanya Dandhy dan Ananda Badudu, kamera kesana sedikit saja, tapi harus kembali lagi ke panggung yang utamanya yakni pergerakan mahasiswa dan penuntasan reformasi," tutup Dandhy.
Berita Terkait
-
Dandhy Terancam Bui 5 Tahun karena Cuitan Papua Trending Topic di Twitter
-
Polisi: Unggahan Dandhy soal Papua Mengandung Ujaran Kebencian dan SARA
-
Dandhy Laksono Serahkan Kasusnya ke LBH Jakarta
-
Dandhy dan Ananda Badudu Ditangkap, Istana Mau Kontak Kapolri
-
Polisi Didesak Cabut Status Tersangka Dandhy Laksono
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Muncul SE Kudeta Gus Yahya dari Kursi Ketum PBNU, Wasekjen: Itu Cacat Hukum!
-
Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
-
Wujudkan Kampung Haji Indonesia, Danantara Akuisisi Hotel Dekat Ka'bah, Ikut Lelang Beli Lahan
-
Banyak Terjebak Praktik Ilegal, KemenPPPA: Korban Kekerasan Seksual Sulit Akses Aborsi Aman
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar